Maju Jadi Calon Ketua Umum, Arsjad Rasjid: Kita Butuhkan Kadin yang Inklusif dan Kolaboratif
Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid maju sebagai calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid maju sebagai calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026.
Ia menyebut, dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 hingga saat ini, sangat dirasakan dampaknya ke semua pelaku industri.
Baca juga: Pengusaha Dukung Terobosan Arsjad Rasjid Wujudkan Kadin Baru yang Inklusif
"Karena itu, kita butuhkan Kadin yang inklusif dan kolaboratif. Di Kadin bukanlah rumah saya, bukan pula rumah kelompok tertentu, melainkan rumah kita bersama," ujar Arsjad di Kadin Jakarta, Jumat (16/4/2021).
Ia menyebut, Kadin harus menjadi wadah kolaborasi pihak swasta dan pemerintah, di mana ke depannya perlu lebih terkordinir serta terstruktur.
"Visi saya membangun Kadin yang inklusif dan kolaboratif, di mana peran aktif dan melibatkan seluruh stakeholder. Inklusif juga berarti komunikasi yang lebih terbuka, tanpa menganak emaskan industri tertentu," paparnya.
Baca juga: Kinerja Industri Menurun, Arsjad Rasjid Dorong Kolaborasi Asosiasi
"Saya juga ingin membangun Kadin sebagai tumah kita untuk bergotong royong, termasuk menciptakan peran swasta dan BUMN, tanpa pelibatan, saya yakin ekonomi jadi rapuh," sambung Arsjad.
Dirinya pun memiliki empat program untuk maju menjadi calon ketua umum Kadin Indonesia.
Pertama, bidang kesehatan yang merupakan tulang punggung perekonomian.
"Saya percaya kita semua harus sehat dulu, kita harus pulihkan dan bangkitkan ekonomi," ucapnya.
Kedua yaitu pemulihan ekonomi nasional dan daerah, di mana semua pihak harus memiliki kesempatan yang sama agar tingkat kesenjangan ke depannya menjadi turun.
Ketiga yaitu kewirausahaan atau peningkatan kompetensi dan program keempat perbaikan internal organisasi.
"Kita harus menjadi pejuang ekonomi, inilah kenapa kita bicara Undang-Undang Cipta Kerja. Itu memang menciptakan lapangann kerja dan ujung-ujungnya bisa mengurangi kemiskinan," ujarnya.