KNKT Kerap Temukan Fakta Rem Blong di Banyak Kasus Kecelakaan yang Libatkan Bus dan Truk
Ahmad Wildan mengatakan, faktor kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia terdiri dari tiga yaitu kendaraan, jalan dan manusia.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, faktor kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia terdiri dari tiga yaitu kendaraan, jalan dan manusia.
"Ketiga hal tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dalam terjadinya kecelakaan di jalan yang melibatkan truk dan bus," ujar Wildan dalam diskusi virtual, Selasa (20/4/2021).
Kemudian Wildan juga menjelaskan, saat ini teknologi kendaraan sudah semakin canggih dan memudahkan para pengemudinya. Meski begitu, hal ini belum bisa diimbangi dengan angka kecelakaan lalu lintas yang terus bertambah.
Penyebab kecelakaan lalu lintas sendiri, lanjut Wildan, menurut hasil penyelidikan ditemukan adanya keterlibatan bus dan truk yang mengalami rem blong saat melewati turunan.
Baca juga: Menhub: Setiap Jam Ada 2-3 Orang Meninggal Dunia Karena Kecelakaan Lalu Lintas
"Jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus dan truk mengalami rem blong ini sangat mendominasi, yaitu sekitar 90 persen dari jumlah angka kecelakaan," ucap Wildan,
Ahmad menjelaskan, tingginya angka kecelakaan di jalan menurun diakibatkan oleh kondisi kendaraan yang tidak dalam situasi ideal untuk melakukan pengereman normal.
Baca juga: Kecelakaan Maut Mobil Terbelah Menjadi Dua, Tabrak Pohon hingga 3 Orang Tewas di Tempat
"Ini bukan masalah teknologi kendaraan bermotor, ini adalah skill base error, yang disebabkan kurangnya kemampuan pengemudi saat berkendara," kata Ahmad.
Ia menambahkan, jika dilihat dari risiko kecelakaan maka pesawat terbang lebih berpotensi mengalami rem blong. Namun, karena setiap pilot selalu mendapat pengawasan berkala maka mereka bisa melakukannya sesuai prosedur.
"Faktor kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia penyebabnya bukan hanya kendaraan, melainkan ada faktor jalan dan juga manusia. Ketiga hal tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan," ujar Wildan.
Ia juga mengusulkan, ada dua jenis mitigasi yang dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk, bus dan kendaraan lain.
Menurutnya, dua jenis mitigasi tersebut yaitu Active Safety dan Passive Safety. Mitigasi Active Safety ini, untuk melakukan peninjauan terkait regulasi terkait rancang bangun kendaraan bermotor.
"Active Safety ini harus diimplementasikan ke dalam sistem manajemen kesehatan dan mendorong tiap karoseri memiliki training center, dan mengharuskan agen tunggal pemegang merek wajib mengaudit karoseri," ucap Wildan.
Selain itu, mitigasi Passive Safety dengan menghadirkan program emergency response plan dan program pelatihan keadaan darurat bagi para pengemudi bus serta truk saat melakukan perjalanan.