PUPR: Penerapan IoT di Sektor Infrastruktur Terhambat Koneksi Internet
Kementerian PUPR sudah menyampaikan kendala ini ke provider internet supaya jalur fiber optic (FO) langsung ke jembatan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nazib Faizal mengatakan jaringan internet yang tidak stabil membuat penerapan Internet of Things (IoT) di infrastruktur masih terkendala.
"Kalau di PUPR kita bicara structure hub, kita punya 100 jembatan khusus, terowongan, jalan, dan bendungan. Permasalahannya adalah selalu koneksi jaringan internet, selalu itu. Terkadang nyala dan terkadang tidak. Apalagi jembatan kita itu jarang sekali di dalam kota," tutur Nazib dalam webinar Dampak Teknologi bagi Infrastruktur di Masa Depan, Rabu (28/4/2021).
Dia mencontohkan jembatan Ir Soekarno di Manado yang sudah terpasang alat vibrasi dan alat yang menghitung regangan tekanan di kabel jembatan.
"Alat-alat tersebut untuk memonitor kesehatan jembatan agar datanya bisa kita diambil. Kemudian masuk ke cloud PUPR untuk dianalisa," lanjut dia.
Baca juga: Tahapan Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan, dari Commisioning hingga Inspeksi
Kementerian PUPR sudah menyampaikan kendala ini ke provider internet supaya jalur fiber optic (FO) langsung ke jembatan.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Jembatan Kerek Penjualan Properti di Sentul
Namun, usulan tersebut tidak pernah diindahkan sehingga jembatan yang lokasinya jauh dari kota ini tidak terpelihara secara baik.
Baca juga: Link Net Akan Tambah Cakupan Jaringan Internet di 4 Kota Pada 2022
"Sepengalaman saya berkarier di PUPR dari 2005 tidak pernah ada provider yang mengiyakan ini. Mereka punya kabel dipotong dulu barulah bikin sambungan ke jembatan kita," kata Nazib.
Persoalan infrastruktur lainnya yakni water quality, di mana alat yang digunakan ini kebanyakan tidak tahan lama dan kembali jaringan internet yang tidak memadai.
"Kita sebenarnya pengin pasang alat di beberapa tempat tapi harus dilihat juga kapasitas jaringan networknya di lokasi," urainya.
Di masa datang, PUPR akan mengaplikasikan urban maps yang dapat mengontrol kondisi jalanan.
"Jadi nanti kita pasang sensor noise. Misalnya di jalan Sudirman suara kendaraan dan lain sebagainya itu menggangu atau tidak," tukasnya.
VP of Sales Smartfren Business Noer Tattu Supanery siap mendukung rencana pemerintah mengembangkan smart city berbasis Internet of Things (IoT).
"Smart city ini tidak hanya bicara IoT saja tapi memang integrasi konektivitas. Misalkan bisa koneksi ke semua CCTV, kalau bicara smart city, kalau smart home beda lagi bagaimana kita membuat semua menjadi sonsorik," ucap dia.