Menhub: Pengembangan Bandara-Pelabuhan di Tanjung Balai Karimun Tingkatkan Daya Saing Pulau Terluar
Saat ini, di Pelabuhan Malarko sudah dibangun causeway sepanjang 800x6 m2, dermaga 110 x 10 m2, dan fasilitas lainnya menggunakan dana APBN.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pentingnya pengembangan infrastruktur transportasi seperti bandara dan pelabuhan untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian di pulau terluar seperti di Tanjung Balai Karimun, Batam, Kepulauan Riau.
Budi berujar Tanjung Balai Karimun sangat dekat dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Prasarana transportasi dinilainya perlu dikembangkan.
"Sehingga prasarana transportasi yang ada di pulau terluar ini harus dikembangkan yaitu Bandara Haji Abdullah dan Pelabuhan Malarko,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (2/5).
Budi mengatakan, pengembangan bandara dan pelabuhan di Tanjung Balai Karimun ini sesuai dengan visi misi Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembangunan di daerah terluar, terpencil, tertinggal dan perbatasan (3TP).
Pengembangan yang dilakukan di Pelabuhan Malarko, ucap Budi, akan menjadikan pelabuhan ini sebagai pelabuhan samudera atau pelabuhan yang dapat disinggahi kapal-kapal besar, yang memiliki fasilitas lengkap untuk tempat bongkar muat barang untuk ekspor dan impor, dan dilengkapi dengan gudang.
Baca juga: Proyek Pengembangan Empat Bandara Angkasa Pura I Segera Rampung, Begini Progresnya
"Kami akan melibatkan pemda dan pihak swasta untuk berpartisipsi mengembangkan pelabuhan ini, dengan konsesi selama sekitar 30 tahun,” ucapnya.
Baca juga: Kemenhub Tetapkan Alur Masuk Pelayaran Pelabuhan Pomalaa dan Pelabuhan Bungku
Saat ini, di Pelabuhan Malarko sudah dibangun causeway sepanjang 800x6 m2, dermaga 110 x 10 m2, dan fasilitas lainnya menggunakan dana APBN.
Sementara, terkait Pembangunan Bandara Raja Haji Abdullah, Budi menuturkan akan dilakukan perpanjangan runway hingga 2.200 x 45 meter agar dapat didarati pesawat yang lebih besar seperti Boeing 737.
Baca juga: Anggota IV BPK Tinjau Pembangunan Penyediaan Air Baku di Pulau Terluar
Untuk pengembangan tahap pertama, ditargetkan selesai pada akhir tahun 2021 dengan panjang runway 1600 meter.
"Kami akan perpanjang runway hingga 2200 m ultimatenya. Tetapi tahun ini kami berupaya selesaikan sepanjang 1600 m agar bisa didarati pesawat jenis ATR. Untuk itu, Kami meminta dukungan Gubernur, Bupati dan unsur Pemerintah Daerah untuk membantu penuyelesaian pembebasan lahan,” tuturnya.
Saat ini, Bandara Raja Haji Abdullah Karimun saat ini mempunyai panjang runway 1400 x 30 meter, apron 73,5 Mx 40 M dan taxiway 75 Mx15 M, yang melayani penerbangan perintis.
Selain runway, pengembangan juga akan dilakukan diantaranya di fasilitas di sisi udara meliputi: Pembuatan Turning Area dan Marking, lanjutan pembuatan drainase sisi udara dan di sisi darat meliputi: Perluasan dan penataan lanscape parkir terminal dan penambahan fasilitas penunjang pelayanan bandara udara lainnya.