Dorong Pemulihan Ekonomi, LPEI Gencar Biayai UMKM Berorientasi Ekspor
Dukungan ini diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu melakukan ekspor produknya, sehingga nantinya mendongkrak perekonomian.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus menyalurkan pembiayaan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE).
Hal tersebut dilakukan agar bisa mendorong pemulihan ekonomi nasional, khususnya kepada UMKM berorientasi ekspor yang terdampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Lembaga LPEI, Agus Windiarto mengatakan, dengan dukungan ini diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu melakukan ekspor produknya, sehingga nantinya mendongkrak perekonomian.
"PKE UKM yang dimandatkan Pemerintah kepada LPEI, harapannya dapat disalurkan kepada pelaku usaha yang memiliki nilai tambah dan sejumlah tenaga kerja. Dengan penyaluran PKE Pembiayaan UKM, pemulihan ekonomi khususnya ekspor dapat terealisasi," kata Agus dalam keterangannya, Minggu (2/5/2021) malam.
Pelaku UMKM Kain Batik Cap Berorientasi Ekspor asal Sukaharjo, Jawa Tengah, Andri Setyawan mengaku harus melakukan berbagai upaya agar kegiatan operasionalnya terus berjalan, cash flow usahanya terjaga serta menghindari pemutusan kerja.
Baca juga: Dukung Perkembangan Microfinance dan Pemberdayaan UMKM, BRI Gelar Microfinance Outlook 2021
Selain itu, Andri juga harus menjaga hubungannya dengan pembeli luar negeri, karena konsistensi kualitas dan pelayanan personal yang baik merupakan kunci utama mempertahankan kepercayaan pembeli.
Pada kondisi sulit seperti sekarang, Andri mengakui dukungan pembiayaan LPEI melalui program PKE bagi UMKM Berorientasi Ekspor sangat berarti bagi keberlangsungan operasional usahanya.
"Dukungan PKE ini memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kami. Kami dapat terus berproduksi dan memenuhi permintaan para pembeli tanpa harus khawatir kekurangan modal kerja," paparnya.
Manfaat Program PKE bagi Andri berarti dapat meningkatkan kapasitas produksinya seiring dengan dengan pulihnya permintaan ekspor.
"Kapasitas produksi yang semula 100.000 yard per bulan naik signifikan menjadi 180.000 yard per bulan," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.