Imbas Larangan Mudik, Rest Area Sepi, Pedagang Makanan Curhat Kehilangan Penghasilan
Sepinya rest area dari lalu lalang pemudik yang mampir istirahat di perjalanan, membuat penghasilan para pedagang di rest area merosot tajam.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Pelarangan mudik Lebaran 2021 diikuti dengan penyekatan di sejumlah ruas jalan dan gerbang jalan tol akan berlangsung selama dua minggu ke depan, terhitung sejak 6 hingga 17 Mei 2021.
Tak menunggu waktu lama, penerapan penyekatan jalan membuat rest area di sisi jalan tol langsung terlihat sepi.
Momen arus mudik Lebaran yang biasanya menjadi momentum panen untuk mendapatkan penghasilan lebih bagi para pedagang di rest area, tahun ini yang terjadi sebaliknya.
Sepinya rest area dari lalu lalang pemudik yang mampir istirahat di perjalanan, membuat penghasilan para pedagang di rest area merosot tajam.
Pantauan di tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada Kamis (6/5/2021) malam, lalu lintas di ruas jalan tol yang kerap menjadi pilihan masyarakat melakukan perjalanan menuju kampung halaman itu seketika sepi.
Tidak terlihat titik penumpukkan pengendara sejak mulai memasuki gerbang tol.
Baca juga: Berangkat Sejak 3 Mei, Pemudik dari Jakarta yang Hendak ke Aceh Disuruh Putar Balik di Asahan
Alhasil kondisi tersebut membuat beberapa tempat peristirahatan atau rest area juga sepi dari kegiatan hilir-mudik para pengguna jalan tol.
Mirisnya, sebagian besar dari tempat usaha di rest area tol yang dominan merupakan para penggiat usaha kuliner itu mau tidak mau juga merasakan imbasnya.
Baca juga: Budi Rahadjo: Jasa Rahardja tak Menanggung Asuransi Kecelakaan Pemudik yang Gunakan Travel Gelap
Satu di antaranya tempat usaha milik Yas A', pedagang makanan ringan yang sudah empat tahun berjualan di rest area Tol Cipali KM 130.
Saat ditemui Tribunnews.com semalam pukul 21.45 WIB, pria berusia 54 tahun itu tengah duduk termenung melihat kondisi tempat duduk yang kosong tanpa pengunjung.
Yas A' mengaku, kosongnya tempat duduk untuk para pengunjung stand nya itu terjadi sejak Kamis (6/5/2021) pagi tepatnya sekira pukul 06.00 WIB atau setelah penyekatan beberapa titik ruas jalan tol berlaku.
"Ya ini (sepi) mulai dari yang dilarang itu aja, udah dari pagi ini begini terus kondisinya," katanya dengan raut wajah yang mulai lelah.
Padahal kata dia, sebelum pelarangan mudik lebaran itu diterapkan dan berlaku, Yas A' mengaku pendapatannya sudah lumayan.
Baca juga: Mobil Pikap Diperiksa Karena Dicurigai Bawa Pemudik di Posko Penyekatan Kalimalang
Kondisi itu terjadi pada H-2 pelarangan atau tepatnya pada Selasa (4/5/2021) dan Rabu (5/5/2021).
"Tapi kemarin pas sebelum dilarang (tanggal) 4 sama 5, itu banyak di sini pengunjung membludak, sampai macet juga di depan, ya sudah lumayan lah, tapi sekarang bener-bener kosong," ucapnya menambahkan.
Menyedihkannya, sejak dia menjaga stand yang berisi makanan ringan itu sejak pagi hari, Yas A' mengaku dirinya baru melayani satu orang pembeli.
Pendapatan dirinya pada hari itu merosot tajam, semula katanya bisa memperoleh penghasilan rata-rata Rp2 juta perhari dengan kondisi normal, kali ini pemasukannya hanya Rp160 ribu.
Kondisi tersebut dia prediksi akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan mengingat peraturan larangan ini baru dimulai.
Jika terus berlanjut dengan kondisi pemasukan yang merosot itu Yas A' mengatakan, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
"Iya gak dapet (keuntungan) istilahnya kalau itung-itungan buat kontrak tempat sama bayar karyawannya aja udah gak dapet, gak ketemu," ujarnya dengan wajah pasrah.
Dengan kondisi seperti ini Yas A' mengaku pasrah dan hanya berharap adanya para pemudik yang bisa lolos dari penyekatan.
Sebab hingga malam hari itu, penghasilannya tak kunjung bertambah sejak pagi.
"Ya harapannya ada pemudik yang bisa lolos itu, karena sudah gak ngarepin pendapatan begini, cuma begadang doang di sini (kios)," tukasnya dengan sedikit tawa.