Janji Pemerintah yang akan Beri Insentif kepada Pengusaha Warteg Jabodetabek Ditagih
Mukroni mengungkapkan bahwa para pengusaha Warteg kini justru semakin sulit mengakses kredit di perbankan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Janji pemerintah yang akan memberikan insentif bagi para pengusaha Warteg di Jabodetabek selama masa pandemi Covid-19 ditagih.
Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni mengatakan, selama ini para pengusaha Warteg di Jabodetabek tidak pernah menerima insentif dari pemerintah.
"Berbicara insentif dari pemerintah itu hanya pencitraan, tidak ada itu di lapangan.
Semuanya rakyat disuruh gerak sendiri. Hanya omongan semua, tidak ada insentif yang diberikan. Jangan omong doang," ujar Mukroni kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (7/5/2021).
Mukroni mengungkapkan bahwa para pengusaha Warteg kini justru semakin sulit mengakses kredit di perbankan.
Kebanyakan perbankan beralasan lebih berhati-hati karena Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera berakhir.
Baca juga: Penjaga Warteg di Bekasi Selatan Gantung Diri Gara-gara Cekcok Waris
"Rakyat di bawah juga susah untuk mengakses kredit.
Bank-bank lebih berhati-hati, kalau rezim ini berganti mereka juga nanti tidak mau bertanggungjawab terhadap kebijakan-kebijakan rezim yang tidak jelas," ujar Mukroni.
Saat ini kondisi perekonomian para pengusaha Warteg di Jabodetabek kian terpuruk.
Jumlah pengangguran yang terus bertambah menyebabkan daya beli masyarakat kian menurun.
"Pengangguran semakin banyak, daya beli semakin nyungsep, sehingga perekonomian semakin berat untuk pengusaha warteg," tutur Mukroni.
Namun, di tengah keterpurukan ekonomi para pengusaha Warteg, pemerintah seakan abai.
Mukroni mengatakan, pemerintah sampai saat ini justru tidak memberikan insentif bagi para pengusaha Warteg, khususnya yang ada di Jabodetabek.
"Jadi ini hanya pencitraan saja dari pemerintah lewat media-media, seakan-akan Pemerintah sudah berbuat banyak, tapi tidak.
Dan itu hanya untuk memberikan harapan, tapi harapan-harapan kosong. Itu yang terjadi di lapangan," pungkas Mukroni.