Erick Thohir Dukung Pengadaan Lima Juta Dosis Vaksin Cansino
Erick meminta seluruh pihak khususnya anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendukung pelaksanaan vaksin ini.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong pengadaan lima juta dosis vaksin Cansino untuk program vaksinasi gotong royong.
"Vaksin Cansino ini totalnya hanya lima juta dosis tetapi hanya satu kali suntikan sedangkan untuk Sinopharm ada 15 juta dosis atau (untuk) 7,5 juta orang (2 kali suntikan)," kata Erick dalam konferensi pers, Rabu (19/5/2021).
Erick menambahkan Pemerintah juga tengah berupaya meneken kerjasama pengadaan vaksin dengan negara lain, baik negara-negara di Eropa, Amerika dan lainnya.
Menurutnya, hal ini untuk menyukseskan program Indonesia sehat tahun depan.
Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Gotong Royong, Unilever Jadi Penerima Pertama Tahap 1
"Sejak awal pemerintah konsisten. Kita fokus tiga program, indonesia sehat, Indonesia bekerja dan Indonesia tumbuh. Tidak mungkin kita bicara bekerja dan tumbuh tanpa sehat dulu. Karena itu kita butuh gotong royong," tuturnya.
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong: Dimulai Hari Ini, 22.736 Perusahaan Sudah Mendaftar, Ini Cara Daftarnya
Erick meminta seluruh pihak khususnya anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendukung pelaksanaan vaksin ini.
Baca juga: Kalbe Farma Daftarkan 16 Ribu Karyawan dan Keluarga Ikut Vaksinasi Gotong Royong
"Alhamdulillah responnya positif, sekarang kita tinggal jaga ritme supaya sesuai target," ujar Menteri Erick.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani menyampaikan bahwa penetapan harga vaksin gotong royong Rp 375.000 dengan biaya penyuntikan Rp 125.000 sudah disepakati bersama.
Pihaknya sudah meminta masukan kepada perusahaan tidak hanya anggota Kadin namun juga non anggota.
"Di survei itu harga satu dosis di bawah Rp500 ribu dan 100 persen sepakat ada dalam range tersebut. Seluruh perusahaan sudah kita sampaikan jangan sampai kemudian perusahaan mundur karena berkaitan dengan distribusi dari Biofarma," ujar Rosan.