Sriwijaya Air: Penyebab Kecelakaan Pesawat SJ-182 Masih Belum Ditemukan
investigasi belum usai dan hingga saat ini tentu masih dilakukan upaya dalam menemukan penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Head of Corporate Communication Sriwijaya Air Group Ary Mercyanto mengatakan hingga saat ini investigasi penyebab kecelakaan pesawat SJ-182 masih terus berjalan.
Menurutnya, investigasi belum usai dan hingga saat ini tentu masih dilakukan upaya dalam menemukan penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Baca juga: KNKT: Alat untuk Ngetes Rusak, Investigasi Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182 di AS Masih Gelap
"Kami tentunya terus mendukung proses investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) investigasi yang berlangsung," ucap Arcy dalam keterangannya, Sabtu (29/5/2021).
Arcy juga mengungkapkan, perkembangan saat ini menurut hasil investigasi KNKT bahwa kecelakaan pesawat SJ-182 belum ditemukan karena beberapa kendala.
Sebelumnya KNKT melakukan pertemuan dengan National Transport Safety Board (NTSB), Federal Aviation Administration (FAA) dan Transport Safety Investigation Bureau (TSIB).
Pertemuan tersebut membahas perkembangan investigasi pesawat udara Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan pada 9 Januari 2021 lalu.
Menurut KNKT dalam pertemuan tersebut, disimpulkan bahwa pemeriksaan komponen belum selesai dilaksanakan karena ada beberapa kendala antara lain kerusakan alat pengetesan.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan, pemeriksaan komponen pesawat Sriwijaya Air yang dikirim ke Amerika Serikat (AS) belum selesai diinvestigasi karena ada beberapa kendala.
"Kendala tersebut yaitu karena adanya kerusakan pada alat untuk melakukan pengetesan terhadap komponen yang dikirim," kata Soerjanto dalam keterangannya, Jumat (28/5/2021).
Sementara itu dari hasil investigasi KNKT menemukan adanya problem pada pengatur tenaga mesin. Meski demikian, KNKT belum menemukan keterkaitan antara kegagalan flap synchro wire dengan pergerakan pengatur tenaga mesin.
Sedangkan investigasi sementara juga menyatakan sangat kecil kemungkinan flap synchro wire ini menyebabkan kecelakaan.
“Pada tahap ini kami masih akan melakukan banyak pemeriksaan dan penelitian sehingga penyebab kecelakaan masih belum diketahui,” kata Soerjanto.