Hotel di Jabar Terpuruk, Ada Karyawan Enam Bulan Kerja Tanpa Digaji
Sudah setahun hotel di Jawa Barat terpuruk akibat pandemi. Ketua Kadin Jabar, Herman Muchtar, mencoba bertahan menyiasati agar bisa survive.
Editor: cecep burdansyah
Bagaimana dampak kebijakan pemerintah terkait pandemi terhadap kondisi perhotelan?
Adanya kebijakan dari pemerintah membuat pihak hotel sulit, tapi ya kita harus taat karena pemerintah sudah paham persis.
Oleh karena itu, saya di Komite Pemulihan Ekonomi Jabar selaku wakil ketua harian mengatakan bahwa pengusaha mendukung, tapi yang paling penting bagaimana kita melaksanakan kebijakan itu dengan disipilin, tertib dan tegas.
Karena kalau tidak melakukan itu, pengusaha enggak melakukan disiplin protokol kesehatan maka situasinya akan jadi parah.
Saya usahakan semua dapat protokol kesehatan CHSE atau cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan). Saat ini pemilik CHSE baru ada 700 di Jabar.
Kebijakan pemerintah saat ini masih berakibat orang itu enggan keluar. Misal datang ke hotel ada rapat, saya juga kadang merasa enggan karena usia saya sudah 70 tahun, masih merawat ngeri dan orang lain pun demikian. Jadi tamu hotel juga enggak ada yang datang.
Tapi, saya berharap pemerintah menjalankan aturannya dengan tegas, jangan pilih bulu. Anggota saya boleh diberi peringatan pertama dan peringatan kedua (kalau masih melanggar). Kalau sampai peringatan ketiga, tutup. Saya yang tanggung jawab.
Hal yang paling penting adalah menyadarkan masyarakat, jangan sampai kita awalnya zona merah, orange, kuning lalu enggak pake masker.
Selama Lebaran sampai sekarang berarti hotel masih sepi pengunjung?
Iya, hotel masih sepi karena orang berpikir dan takut, ada pemeriksaan di jalan apa enggak.
Kondisi hotel selama libur Lebaran memang ada kenaikan. Dari 17-24 Mei naik dikit. Kalau bicara rata-rata Jabar masih 10-15 persen.
Sedangkan harapan kami okupansi jangan sampai kurang dari 40-50 persen. Di masa ini juga harga tarif hotel juga di bawah harga publish, harganya lebih murah. (*)
Baca juga: Bisnis Dua Maskapai Oleng oleh Pandemi Covid-19, Bisnis Garbarata Tak Terpengaruh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.