Peneliti Sebut Nuklir Masih Menjadi Opsi Alternatif Energi untuk Pembangkit Listrik di Indonesia
Ketersediaan energi khususnya untuk pembangkit listrik masih terus diteliti dan dikaji agar menemukan sumber alternatif terbarukan.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketersediaan energi khususnya untuk pembangkit listrik masih terus diteliti dan dikaji agar menemukan sumber alternatif terbarukan.
Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Muhammad Subekti menyebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) masih menjadi opsi terakhir dalam pemanfaatan sumber energi.
Hal ini disebabkan karena pertimbangan aspek seperti keamanan dan ketersediaan bahan serta membutuhkan ahli mumpuni di bidang terkait.
Baca juga: Kazan, Kapal Selam Nuklir Terbaru Rusia yang Disebut Paling Mematikan
Hal itu diutarakan Subekti saat webinar energi nuklir yang diadakan oleh Yayasan Indonesia Cerah dan IEEFA pada Rabu (2/6/2021).
Subekti mengatakan masih tersedianya sumber energi fosil dan pengembangan energi baru terbarukan seperti tenaga surya dan biomassa sangat mempengaruhi posisi nuklir sebagai pilihan terakhir untuk sumber energi di Indonesia.
Baca juga: Badan Geologi Masih Terus Lakukan Eksplorasi Sumber Daya Alam Energi Fosil
"Harus dipahami bagaimana posisi nuklir di posisi terakhir karena masih tersedianya sumber energi minim risiko. Banyak faktor yang diketahui, banyak fakta yang dijelaskan dari sisi harga, keandalan, kemudian faktor teknis yang belum bisa tertangani, faktor sensitif seperti keselamatan, juga faktor pendukung lainnya seperti bahan bakar dari mana," papar Subekti.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa penggunaan istilah pilihan atau opsi terakhir didasari oleh perhitungan kondisi pada masa depan ketika sumber energi lain berkurang.
Tak bisa dipungkiri ketika pasokan batu bara, gas, dan minyak bumi menurun sementara kebutuhan akan listrik terus meningkat maka harus disiapkan alternatif sumber energi lain.
Pada momen itu, pakar yang juga ahli di bidang termohidrolika reaktor dan simulator PLTN itu mengatakan, nuklir bisa menjadi opsi sumber energi. Sebab sumber energi ini mau tidak mau harus terus dikaji dan dikembangkan untuk mengisi kekosongan sumber energi alternatif.
"Bukan menutup nuklir, tapi memberikan pilihan terakhir bila sumber-sumber yang lain ada yang berkurang atau bahkan hilang itu menjadi problem nasional, misalnya batu bara dan gas," jelasnya.
Sebagai informasi, riset dan pengembangan nuklir terus diteliti oleh BATAN. Indonesia sendiri memiliki tiga reaktor nuklir yang berada di bawah pengawasan BATAN yang digunakan untuk kepentingan riset dan pemanfaatan non-energi.
Rektor nuklir tersebut adalah Reaktor Triga 2000 di Bandung - Jawa Barat, Reaktor Kartini - Yogyakarta dan Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy di Serpong, Banten.