OJK Institute : IPO GoTo Ditunggu Investor Pasar Modal
Jutaan masyarakat Indonesia bisa berpartisipasi memiliki Gojek dan Tokopedia ini sehingga setelah IPO bisa transparan, kinerja semakin baik
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana GoTo untuk initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi salah satu daya tarik lain dari hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia.
Penjualan saham GoTo di bursa dinilai sebagai momentum bagi perusahaan berbagi kepemilikan kepada masyarakat, sekaligus kesempatan terbuka bagi semua pihak menjadi bagian dari dua perusahaan platform digital karya anak bangsa itu.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute Agus Sugiarto mengatakan, penawaran saham kepada publik IPO GoTo bagian dari sinergi yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Sudah ditunggu-tunggu juga oleh investor di pasar modal.
Kami berharap jutaan masyarakat Indonesia bisa berpartisipasi memiliki Gojek dan Tokopedia ini sehingga setelah IPO bisa transparan, kinerja semakin baik, dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia,” kata Agus, Jumat (4/6/2021).
Baca juga: LPEM UI: Kolaborasi Gojek-Tokopedia di GoTo Tambahkan Stimulus Rp 35 Trililun ke Perekonomian RI
Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin menuturkan, GoTo bisa melihat beberapa perusahaan digital besar global yang melakukan IPO dan terdapat contoh sukses, serta contoh sebaliknya.
"Contoh yang berhasil itu Facebook, Alibaba, dan SEA Group,” ucap Chaikal.
Berdasarkan riset yang dilakukan, Chaikal mengungkapkan alasan keberhasilan perusahaan digital saat IPO, di antaranya manajemen yang baik, mudah beradaptasi, dan bisa sesuai dengan ekspektasi publik, serta dukungan utama dari modal ventura atau investor sebagai bantalan bagi perusahaan.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Gotong Royong di Tengah Pandemi Covid-19
”Alasan yang gagal melakukan IPO adalah miskomunikasi kondisi riil perusahaan kepada investor, perusahaan tertutup terlalu lama, kinerja perusahaan tidak sesuai ekspektasi investor, tata kelola perusahaan tidak siap terhadap pengawasan publik, dan kurangnya persiapan untuk melakukan IPO,” paparnya.
”Sementara tantangan IPO termasuk bagi GoTo adalah menjaga performa perusahaan pasca IPO, mempertahankan kontrol dari pendiri perusahaan pada model klasifikasi saham saat ini, aturan yang lebih ketat misalnya audit keuangan, dan volatilitas makroekonomi,” kata Chaikal.