Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenperin Bertekad Ciptakan Iklim Usaha Kondusif untuk Bangkitkan IKM Tekstil

Kemenperin melihat ekspor tekstil dan produk tekstil perlu dioptimalkan kembali setelah terkena pukulan dampak pandemi Covid-19

Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kemenperin Bertekad Ciptakan Iklim Usaha Kondusif untuk Bangkitkan IKM Tekstil
dok Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Pelepasan Bantuan Tabung Oksigen ke India yang dilaksanakan di PT. Samator Gas, Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, Senin (10/5/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif agar IKM dalam negeri mampu bangkit di tengah pandemi Covid-19.

Mendorong pemanfaatan pasar digital dan meningkatkan produksi menjadi jurus yang dapat dilakukan para IKM.

Dalam lawatannya ke pabrik tekstil penenunan PT Santosa Kurnia Jaya, yang terletak di Jalan Solokanjeruk Majalaya, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendengarkan langsung kebutuhan IKM tekstil.

"Kami meninjau kondisi para pelaku IKM tekstil dengan mendengarkan langsung yang mereka butuhkan saat ini.

Kemenperin bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga pelaku IKM di dalam negeri bisa bangkit kembali," ungkap Agus lewat keterangan resmi, Senin (7/6/2021).

Baca juga: YLKI : Vaksinasi Massal Driver Gojek Bagus untuk Lindungi Konsumen

Pabrik tekstil penenunan PT Santosa Kurnia Jaya berdiri sejak 2009 dan memproduksi kain polos putih dengan kapasitas hingga 156.000 meter kain per-bulan. 

Berita Rekomendasi

Didukung tenaga kerja sebanyak 139 orang dan menggunakan 104 unit mesin tenun, PT Santosa Kurnia Jaya berhasil memasarkan produknya ke pasar lokal dalam bentuk jilbab dengan merek Rabbani, Elzata dan Nibras.

Sedangkan untuk ekspor, IKM tekstil tersebut memasok produk untuk dua produsen Jepang, yaitu Hattori Takeshi dan Toyoshima. 

Kemenperin melihat ekspor tekstil dan produk tekstil perlu dioptimalkan kembali setelah terkena pukulan dampak pandemi Covid-19.

Hal ini sejalan dengan optimisme dari pertumbuhan produksi dan permintaan manufaktur yang menunjukkan angka positif. 

"Harapan positif terlihat dari angka purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia yang saat ini berada di posisi tertinggi di Asia.

PMI manufaktur Indonesia tembus ke level 55,3 pada Mei 2021, serta lebih tinggi dari negara-negara lain seperti Vietnam, India, China dan Korea Selatan," jelas Menperin.

Oleh sebab itu, Kemenperin terus aktif mendukung pemulihan produktivitas IKM tekstil dan pakaian jadi.

Langkah strategisnya dengan memberikan berbagai fasilitas seperti restrukturisasi mesin, membuka akses pasar dan memberikan pelatihan pemasaran online agar bisa mengejar pertumbuhan positif.

Untuk menjaga keberlangsungan proses produksi atau pengembangan industri, Kemenperin saat ini sedang menyusun peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 terkait pusat penyedia bahan baku dan/atau bahan penolong bagi IKM, khususnya yang diperuntukkan bagi IKM yang tidak dapat melaksanakan importasi sendiri, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing IKM.

Baca juga: Pantau Penerapan SNI 8880-2020 Barang-barang Emas, Kementerian Perindustrian Datangi SKK Jewels

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri tekstil dan pakaian jadi mencapai 6,11 persen dari total PDB industri pengolahan nonmigas pada triwulan I 2021.

Sementara itu, ekspor pakaian jadi sepanjang Januari-Maret 2021 mencapai 1,94 miliar dolar AS.

Ekspor didominasi dari kelompok pakaian jadi jenis konveksi dengan nilai 1,64 miliar dolar AS, sisanya merupakan ekspor pakaian jadi rajutan, perlengkapan pakaian dari tekstil, kaos kaki rajutan, serta pakaian dan perlengkapan dari kulit.

Kunjungan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke PT Pen Industri di Bandung, Jumat (4/6/2021).
Kunjungan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke PT Pen Industri di Bandung, Jumat (4/6/2021). (Lita Febriani/Tribunnews.com)

 
Pada periode yang sama, ekspor industri tekstil tercatat sebesar 1,06 miliar dolar AS.

Ekspor didominasi dari kelompok benang pintal dengan nilai 0,42 miliar dolar AS dan diikuti oleh ekspor serat stapel buatan 0,21 miliar dolar AS dan barang tekstil lainnya 0,14 dolar AS miliar, serta beberapa kelompok komoditas lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas