IHSG Berpeluang Terkoreksi Lagi karena Pasar Masih Jenuh
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk pola false break resistance 6.118 dan fractal 6.103.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan ada indikasi terkoreksi lagi menguji support moving average 5 hari pada rentang pergerakan 6.044 hingga 6.118.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG membentuk pola false break resistance 6.118 dan fractal 6.103.
"Pola candlestick bearish counter attack dengan indikator stochstic dan RSI yang mengarah ke area jenuh," ujar dia melalui risetnya, Senin (14/6/2021).
Selanjutnya, Lanjar menjelaskan, investor terus menilai prospek inflasi dan jalur kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Lagi, tapi Secara Terbatas
Adapun, indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa sejak awal Mei karena data menunjukkan kenaikan harga konsumen AS pada bulan Mei.
Baca juga: Mengenal 5 Perbedaan Saham dan Reksadana, Cocok untuk Belajar Investasi Para Pemula
Kenaikan itu, lanjut Lanjar, sebagian besar didorong oleh kategori yang terkait dengan pembukaan kembali ekonomi, memperkuat pandangan bahwa tekanan inflasi dapat mereda nanti.
"Selanjutnya, investor terfokus pada data akitivitas ekspor impor berserta neraca perdagangan," pungkasnya.