Profil Bambang Brodjonegoro, Mantan Menteri yang Jadi Komisaris 2 Perusahaan Raksasa di RI
Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kini mendapatkan kepercayaan baru untuk mengisi jabatan di PT Astra International
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai hari ini, Kamis (17/6/2021), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kini mendapatkan kepercayaan baru untuk mengisi jabatan di PT Astra International Tbk.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Astra, Bambang Brodjonegoro ditunjuk menjadi Komisaris Independen.
Baca juga: Selain di Telkom, Bambang Brodjonegoro Kini Juga Jadi Komisaris di Astra International
Sebagai informasi, Bambang Brodjonegoro saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Bambang menjabat Komisaris Utama di Telkom Indonesia terhitung pada tanggal 28 Mei 2021, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan.
Baca juga: HARTA Kekayaan Ahok Capai Rp 59,3 Miliar, Naik Rp 9 Miliar saat Jabat Komisaris Utama Pertamina
Kedua perusahaan tersebut, yakni Astra International dan Telkom Indonesia, termasuk dalam jajaran perusahaan raksasa nasional.
Lalu, apa latar belakang Bambang Brodjonegoro, sehingga dia bisa menduduki jabatan Komisaris?
Pria kelahiran 3 Oktober 1966 ini, pernah menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN).
Baca juga: Komisaris BUMN Diisi Orang Dari Berbagai Latar Belakang, Ini Penjelasan Erick Thohir
Saat menjadi Menristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro mengundurkan diri dari jabatannya.
Karena Kemenristek dilebur menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Sebelum mengundurkan diri, Bambang telah banyak membantu pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dari periode pertama.
Sebelum Bambang Brodjonegoro menjadi Menristek pada periode kedua kepemimpinan Jokowi, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN).
Bambang Brodjonegoro menjadi Menteri PPN lantaran karena reshufle yang dilakukan Jokowi pada periode pertama menjabat presiden.
Bambang Brojonegoro menjadi Menteri PPN terhitung sejak Juli 2016 hingga akhir jabatan Jokowi pada periode pertama.
Pada dasarnya Bambang Brojonegoro adalah seorang akademisi.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Bambang berprofesi sebagai dosen.
Tidak hanya mengajar di kampus dalam negeri, Bambang juga pernah mengajar sejumlah kampus luar negeri.
Riwayat Pendidikan
Profesi Bambang Brodjonegoro sebagai pengajar tersebut tidak lepas dari riwayat pendidikannya.
Bambang Brodjonegoro adalah profesor ilmu ekonomi di Universitas Indonesia.
Sebelum menjadi profesor ekonomi, berikut riwayat pendidikannya.
- Agustus 1985 - Agustus 1990 Universitas Indonesia, Sarjana Ekonomi (Sarjana Ekonomi),
- Musim Gugur 1991 - Musim Semi 1995, University of Illinois di Urbana-Champaign, Magister Perencanaan Kota
- Musim Gugur 1993 - Musim Panas 1997, University of Illinois di Urbana-Champaign, Ph.D dalam Perencanaan Kota dan Wilayah.
Ada Mantan Menteri Bambang Brodjonegoro dan Abdee Slank di Jajaran Petinggi Telkom
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui Bambang Permadi Brodjonegoro menjadi komisaris utama perseroan.
Berdasarkan daftar yang diterima Tribun, selain Bambang Brodjonegoro selaku eks Menteri PPN, ada juga gitaris Slank Abdi Negara Nurdin dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di posisi komisaris baru Telkom.
Perombakan jajaran dewan komisaris tersebut dikatakan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah saat konferensi pers usai RUPST.
"RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Terkait perubahan susunan pengurus perseroan, Komisaris Utama Bapak Bambang Permadi Brodjonegoro," ujarnya, Jumat (28/5).
Ririek menambahkan, sepanjang tahun 2020, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital selain juga bantuan sosial.
Meski industri telekomunikasi terdampak atas adanya pandemi Covid-19, Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 20,8 triliun atau tumbuh double digit 11,5 persen dibandingkan 2019.
Telkom, lanjut Ririek, juga mencatat total pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun atau tumbuh 0,7 persen dibandingkan tahun 2019.
"Di samping itu, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2 persen. Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mampu mencatat kinerja pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik meski adanya pandemi Covid-19 serta persaingan bisnis yang ketat di industri telekomunikasi," pungkasnya.
Baca juga: Telkom Bagikan Dividen Rp 16,64 Triliun
Adapun susunan dewan komisaris dan dewan direksi hasil RUPST tahun buku 2020 adalah sebagai berikut:
Dewan komisaris:
Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris Independen: Wawan Iriawan
Komisaris Independen: Bono Daru Adji
Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin
Komisaris: Marcelino Pandin
Komisaris: Ismail
Komisaris: Rizal Mallarangeng
Komisaris: Isa Rachmatarwata
Komisaris: Arya Mahendra Sinulingga
Dewan direksi:
Direktur Utama: Ririek Adriansyah
Direktur Strategic Portfolio: Budi Setyawan Wijaya
Direktur Enterprise & Business Service: Edi Witjara
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Heri Supriadi
Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko
Direktur Wholesale & International Service: Bogi Witjaksono
Direktur Digital Business: Muhamad Fajrin Rasyid
Direktur Human Capital Management: Afriwandi
Direktur Consumer Service: FM Venusiana R.
Baca juga: Terbatasnya Kapasitas BTS 2,3 GHz Jadi Alasan Telkomsel Kembangkan Jaringan 5G Secara Bertahap
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 16,64 triliun.
Angka tersebut meningkat sebesar 9 persen dibandingkan tahun lalu atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2020.
"Sementara itu, sisanya sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Ririek.
Dengan besaran tersebut, ini berarti dividen yang akan diterima pemegang saham adalah sebesar Rp 168,01 per unit saham.
"Dengan harga saham pada penutupan Kamis (27/5) sebesar Rp 3.380 maka dividend yield TLKM adalah sebesar 4,97 persen," kata Ririek.
Adapun, dia menambahkan, pembayaran dividen tahun buku 2020 tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 2 Juli 2021.
"Pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan pukul 16.15 WIB," pungkasnya.(Tribun Network/van/wly)