Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ajak Akademisi Ambil Peran, Airlangga: Program Kartu Prakerja Perlu Ruang untuk Tumbuh

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai sebagai sebuah inovasi, program Kartu Prakerja perlu ruang untuk tumbuh.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Sanusi
zoom-in Ajak Akademisi Ambil Peran, Airlangga: Program Kartu Prakerja Perlu Ruang untuk Tumbuh
Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai sebagai sebuah inovasi, program Kartu Prakerja perlu ruang untuk tumbuh.

Airlangga mengakui meski tampak hebat, program tersebut bak masih bayi, baru berumur 15 bulan.

Lantaran itu dia pesan kepada para mahasiswa, untuk bersama menjaga Program Prakerja.

Baca juga: Menko Airlangga Minta Kartu Prakerja Didesain Lebih Mudah untuk Disabilitas

Hal itu disampaikan Airlangga saat menjadi pembicara dalam Diskusi “Good Governance Prakerja” dengan Civitas Akademika Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (18/6/2021).

"Layaknya sebuah inovasi, Prakerja bisa gagal. Layaknya sebuah inovasi, Prakerja perlu space untuk tumbuh. Layaknya sebuah inovasi, Prakerja harus terus diperbaiki," ucap Airlangga.

Airlangga juga mengajak Civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan akademisi secara umum untuk ambil peran dalam program Kartu Prakerja.

Berita Rekomendasi

"Saya mengajak Civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk ambil peran dalam program ini, karena sesungguhnya misi kita sama mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Airlangga.

Selaku Ketua Komite Cipta Kerja, ucap Airlangga, diskusi kali ini sangat penting, untuk mendapatkan masukan dalam menyusun kebijakan dan mengendalikan Program Kartu Prakerja yaitu mengenai “Good Governance Prakerja”.

Baca juga: Jadi Komisaris Pertamina, Ahok Mengaku Dapat Fasilitas Kartu Kredit dengan Limit Rp 30 M

"Berbicara tentang kebijakan, saya meyakini bahwa kebijakan dan program itu harus beradaptasi dengan konteks sosial masyarakat," tutur Airlangga.

Sebab, bila tercabut dari konteksnya, Airlangga meyakini kebijakan dan program Kartu Prakerja menjadi kurang bermakna. Karena “sang” subjek, yaitu masyarakat, tidak dilibatkan.

Airlangga memaparkan pada tanggal 11 April 2020, Program Kartu Prakerja mulai membuka pendaftaran, dengan kuota sebanyak 200.000 orang.

Bentuknya semi-bansos, karena yang terdampak Pandemi COVID-19, bukan hanya mereka yang terdaftar di DTKS Kementerian Sosial.

"Sampai dengan minggu ini, 8,3 juta orang telah menjadi penerima Kartu Prakerja. Semua Kabupaten/Kota ada pesertanya. Sekali lagi, semua di 514 kabupaten/kota," ucapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas