Penyerapan Alat Kesehatan Lokal Dinilai Masih Rendah
Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia Ade Tarya Hidayat menilai penyerapan alkes lokal tergolong masih sangat rendah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Ade Tarya Hidayat menilai penyerapan alkes lokal tergolong masih sangat rendah.
"Pada saat ini sudah terdapat 891 industri alat kesehatan dalam negeri dan senantiasa bertambah. Sebagian industri alat kesehatan dalam negeri bahkan sudah mampu mencukupi bahkan melampaui kebutuhan nasional," katanya, Selasa (29/6/2021).
Baca juga: Stop Impor Alkes, Apindo: Sektor Usaha Dalam Negeri Masih Sanggup
Namun pihaknya menyambut antusias kebijakan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri atau P3DN.
Menurutnya, hal ini menjadi contoh nyata keberpihakan dan keyakinan pemerintah terhadap industri alat kesehatan dalam negeri.
Baca juga: Kolaborasi Insinyur dan Dokter Dinilai Bisa Atasi Persoalan Impor Alkes
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menuturkan, Indonesia akan gagal berjaya sebagai tuan rumah di negeri sendiri bila masih saja bergantung pada impor alkes boks.
"Perangkat pendingin penyimpan vaksin itu kan sangat penting. Sukses atau tidaknya vaksinasi ikut didukung sarananya. Lalu bagaimana mau mencapai target vaksinasi jika harus menunggu (tergantung) barang impor," ujar Sultan.
Baca juga: Kuatkan Industri Alkes, Kemenperin Dukung Peningkatan Penggunaan Produk Buatan Lokal
Sultan mengungkapkan, eloknya bila anggaran produksi alkes dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha domestik sehingga ikut mendongkrak kesejahteraan masyarakat saat situasi sulit akibat pandemi.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah menyatakan bahwa penyerapan produk alat kesehatan lokal masih rendah.
Namun dari 358 jenis alkes yang sudah di produksi di dalam negeri, 79 jenis alkes sudah mampu mensubstitusi atau menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional.
“Seperti yang dilihat ini kemampuan alat produksi alat kesehatan dalam negeri seperti itu, saya kira sudah mau mulai langkah bagus. Jadi bangga buatan Indonesia ini sudah kita mulai maksud dengan ini,” ujar Luhut.