Analis: PPKM Ketat Bisa Bikin Rupiah Loyo ke Rp 14.500 Per Dolar AS
Pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat karena laju kasus baru Covid-19 yang di atas 20 ribu masih jadi kekhawatiran pelaku pasar.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ketat jika terlaksana bisa melemahkan nilai tukar rupiah ke Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat karena laju kasus baru Covid-19 yang di atas 20 ribu masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
"Pengetatan aktivitas yang lebih lama bisa memicu penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," ujar dia melalui risetnya, Rabu (30/6/2021).
Ariston menjelaskan, membaiknya data tingkat keyakinan konsumen AS bulan Juni yang dirilis semalam memberi katalis untuk penguatan dolar AS.
Baca juga: Pengusaha Mal dan Pusat Perbelanjaan Keberatan Ada Pemberlakuan PPKM Darurat
"Pemulihan ekonomi yang cepat di AS akan mendukung perubahan kebijakan moneternya ke arah yang lebih ketat," katanya.
Baca juga: Kebijakan PPKM Darurat Segera Diumumkan Oleh Pemerintah Pusat
Selain itu, dia menambahkan, pasar masih menantikan data tenaga kerja AS yang akan dirilis hari Jumat pekan ini dengan memperkirakan bahwa ini akan lebih bagus dari proyeksi.
"Bagusnya data tenaga kerja AS akan mengonfirmasi potensi pengetatan kebijakan moneter AS dalam waktu dekat," pungkasnya.