Pemerintah Jalankan Beberapa Strategi untuk Mengenjot Ekpor
Pemerintah akan melakukan pembinaan wirausahawan ekspor baru dari kalangan UMKM maupun IKM
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berupaya menggenjot ekspor Indonesia di tengah pandemi dengan berbagai strategi.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah pertama dalam meningkatkan ekspor yaitu menjaga pasar dan produk utama.
"Ada 10 negara tujuan utama sebesar 70 persen dari total ekspor pada tahun 2020, dan 10 produk utama yang mencapai 60 persen dari total ekspor di 2020, seperti, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, besi, dan baja, perlengkapan elektrik, serta pakaian dan aksesorisnya,” kata Airlangga, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Berdagang dengan Swiss, Indonesia Surplus, Ini 10 Komoditas Ekspor Utamanya
Langkah selanjutnya, kata Airlangga, meningkatan kapasitas UKM dan IKM ekspor yang sudah ada agar naik kelas, serta mampu meningkatkan nilai ekspornya.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pembinaan wirausahawan ekspor baru dari kalangan UMKM maupun IKM.
“Jumlah UMKM atau IKM yang ekspor di tahun 2020 tercatat sebanyak 13 ribuan eksportir, namun kontribusi nilai ekspor UKM baru sebesar 11 persen dari total nilai ekspor tahun 2020,” ujarnya.
Baca juga: Kinerja Eskpor Kelapa Sawit Mampu Menopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Menurutnya, pemerintah juga akan melakukan penetrasi ke negara non-tradisional market seperti Afrika, Timur Tengah, Eurasia, dan Amerika Latin.
“Selanjutnya melalui utilisasi perjanjian dagang, baik PTE, FTE, dan CEPA. Kemudian, implementasi dari reformasi regulasi melalui UU Cipta Kerja, yaitu penyederhanaan kepastian dalam proses perizinan dan persetujuan ekspor impor,” paparnya.