Saham CureVac Jerman Anjlok Pasca Uji Coba Vaksinnya Hanya Tunjukkan Efektivitas 48 Persen
CureVac mengumumkan hasil uji coba fase kedua dan ketiga untuk vaksin CVnCoV pada hari Rabu kemarin
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Terlepas dari hasil yang buruk ini , CEO CureVac Franz-Werner Haas mengaku tetap optimis terhadap vaksinnya.
"Analisis terbaru menunjukkan nilai kesehatan masyarakat yang kuat untuk kelompok usia 18 hingga 60 dan memberikan data yang relevan secara klinis untuk varian virus corona yang muncul," tegas Haas.
Perlu diketahui, vaksin CVnCoV menggunakan teknologi messenger RNA yang serupa dengan Moderna dan Pfizer. Namun Moderna dan Pfizer menunjukkan efikasi yang jauh lebih tinggi.
Terkait penyimpanan vaksin, vaksin CureVac tetap stabil pada suhu lemari es dan tidak memerlukan penyimpanan dalam suhu di bawah nol, berbeda dengan Moderna dan Pfizer.
Begitu pula Sputnik V buatan Rusia yang tidak memerlukan penyimpanan khusus, inilah yang membuat vaksin tersebut menarik bagi negara berkembang yang tidak memiliki fasilitas deep freeze seperti negara maju.
Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ambang batas efektivitas setidaknya mencapai 50 persen untuk uji coba vaksin Covid-19, regulator obat-obatan Uni Eropa (UE) mengatakan pada pekan lalu bahwa mereka tidak akan memberlakukan persyaratan serupa.
Ditanya mengenai ambang batas 50 persen setelah hasil uji coba awal CureVac, Marco Cavaleri, Kepala vaksin dari regulator obat-obatan UE tersebut mengatakan bahwa regulator selalu merasa sulit untuk menentukan ambang batas awal dalam uji coba.