Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Atasi Permasalahan Sampah di Indonesia
Junerosano mengatakan, ekonomi sirkular bisa menjadi solusi mengatasi permasalahan sampah.
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Ekonomi Sirkular dari Waste4Change Bijaksana Junerosano, mengatakan ekonomi sirkular bisa menjadi solusi mengatasi permasalahan sampah. Namun, diperlukan ekosistem untuk membangun bisnis hijau.
“Dengan adanya ekosistem yang membuat gerakan hijau menjadi lebih sukses,” ujarnya, pada acara program edukasi dan pelatihan jurnalistik tentang pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular yang digelar Danone Indonesia dan Greeneration, Kamis (1/7/2021).
Menurut pria yang akrab disapa Sano, saat ini pengembangan ekonomi sirkular masih menemui banyak tantangan. Contohnya, adanya kecenderungan masyarakat mempertimbangkan harga dalam membeli jasa dan produk ramah lingkungan. Kemudian masih ada kebijakan yang masih belum fokus untuk pelestarian.
Sano mengatakan, ke depannya perusahaan yang bisa bertahan hanyalah perusahaan yang menerapkan ekonomi sirkular ini, karena ini terkait inovasi, pasar dan regulasi. Perusahaan yang tidak inovatif akan mati.
Baca juga: Menperin: Industri Daur Ulang Dukung Implementasi Ekonomi Sirkular
"Saat ini kita tengah mendorong agar pemerintah mewajibkan penerapan sirkular ekonomi oleh perusahaan. Artinya, wajib bagi perusahaan untuk menerapkan energi hijau dalam menghasilkan produk," beber Junerosano.
Baca juga: Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Atasi Masalah Sampah Plastik
Head of Climate and Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni mengatakan, anggaran untuk mengelola sampah di daerah memang terbatas, karena itu perusahaannya tengah mendorong mendekatkan fasilitas penyimpanan sampah ke konsumen.
"Kita kembangkan bank sampah dan sebagainya, kita juga kumpulkan sampah-sampah dari pulau pulau terluar. Kita siapkan infrastruktur pengelolaan sampah yang jauh lebih baik, itu kita akan jadikan sebagai bahan baku untuk produk kita," imbuhnya.
Dorong ke Perusahaan
Di sisi lain, Bijaksana Junerosano juga mendorong pemerintah untuk mewajibkan implementasi ekonomi sirkular pada perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Bukan tanpa alasan Sano mendorong hal itu. Pasalnya, penerapan ekonomi sirkular pada lima sektor prioritas berpotensi menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 593 triliun-Rp 638 triliun pada 2030.
"Adapun dampak PDB langsung pada lima sektor tersebut dapat menghasilkan hingga Rp 312 triliun," ujar Sano.
Lima sektor tersebut yakni makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan grosir dan ritel terkait pengurangan penggunaan plastik, juga elektronik.
Selain itu, sirkular ekonomi juga mengurangi limbah kelima sektor tersebut sebanyak 15 persen hingga 52 persen dan mengurangi emisi karbon sebesar 126 juta ton, serta penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik pada 2030.