Pasar E-commerce Masih Bisa Terus Tumbuh, Konsumen Potensial di Pedesaan Belum Tergarap
Banyak investor melirik sektor marketplace di Indonesia untuk menarik konsumen karena peluang ekonominya sangat besar.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM – Industri e-commerce di Indonesia terus menggeliat. Banyak investor melirik sektor marketplace di Indonesia untuk menarik konsumen karena peluang ekonominya sangat besar.
“Banyak investor di sekitar saya antusias dengan bisnis e-commerce di Indonesia, setelah melihat sektor ini berkembang pesat dalam satu tahun terakhir. Gross Merchandise Value (GMV) naik hampir dua kali lipat, kenaikan valuasi unicorn menunjukkan adanya peluang bisnis yang menjanjikan di sektor e-commerce,” ungkap Founder Shox Rumahan, Ertan Sonat Yalcinkaya dalam keterangan persnya, Rabu (14/7/2021)..
Namun, Kaya, sapaan Ertan Sonat Yalcinkaya, menilai aktivitas e-commerce di Indonesia masih terbatas pada kota-kota besar atau tier-1.
Dengan 10,56 juta penduduk, Jakarta kurang dari 5 persen populasi Indonesia tetapi berkontribusi sekitar 58% dari total pengguna perdagangan elektronik. Pemain e-commerce besar juga menyasar pengguna dari kawasan urban.
Baca juga: BEI : e-Commerce Raksasa IPO akan Naikkan Bobot IHSG di Internasional
Data ini hanya merepresentasikan 10persen dari total ritel di Indonesia. Berpengalaman dalam e-commerce Cambrian explosion (ledakan Kambrium) di China selama menjadi Head of Global Midea, Kaya memproyeksikan akan ada ledakan pertumbuhan yang sama di Indonesia.
Baca juga: Akademi Bhinneka Tantang Mahasiswa Bangun Industri B2B e-Commerce
“Pasar ritel e-commerce China 6 kali lipat lebih besar daripada Indonesia dan penetrasi pasar di kota-kota tier-2 lebih didorong oleh social-commerce. Dalam 5-10 tahun mendatang kita akan melihat kemunculan unicorn dari Indonesia yang menyasar pasar kota-kota tier-2 untuk merujuk ke model social-commerce yang sama,” ujar Kaya.
Data ekosistem logistik menunjukkan 60-70 persen pengiriman produk e-commerce memiliki tujuan ke kawasan Jabodetabek.
Baca juga: Ingin Views Instagram Reels Meningkat? Kuasai Trik Berikut Ini!
Kaya melihat pasar e-commerce masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia dan pertumbuhan tertinggi didorong oleh 190 juta masyarakat perdesaan dengan lebih dari 130 juta penduduk perdesaan yang tidak memiliki rekening bank dan belum mengenal e-commerce.
Hal ini disadari oleh Ertan Sonat Yalcinkaya untuk mengelola bisnis marketplace di mancanegara.
Jeli melihat peluang, Ertan Sonat Yalcinkaya mendirikan marketplace penyedia peralatan rumah tangga bernama Shox Rumahan.
Bekerja sama dengan Vyani Manao sebagai co-founder, pihaknya kini merambah bisnis marketplace dengan menyasar pasar pengguna peralatan rumah tangga di pelosok Indonesia.
Vyani adalah pendiri start-up Pakde. Platform penyedia layanan pergudangan ini kemudian diakuisisi start-up pengembang platform agregator logistik bernama Shipper. Akuisisi Pakde berkontribusi pada pertumbuhan Shipper hingga 50 kali lipat.
Peluang Besar di Pelosok
Lebih dari separuh penduduk Indonesia yang tinggal di perdesaan belum tersentuh layanan marketplace.
Menurut Kaya, untuk menyasar pasar penduduk perlu ada model bisnis berbeda karena kebanyakan pembeli sulit dijangkau, tidak memiliki rekening bank dan tidak percaya solusi teknologi.