Sekarang Masih Lesu, Sektor Properti Diprediksi Kembali Bergairah di 2022
Memasuki akhir 2021 atau 2022 sektor properti diyakini akan menuju pemulihan dan akan memasuki fase bangkit di 2025.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kinerja sektor properti dalam negeri diprediksi bakal terus mengalami pertumbuhan mulai tahun 2022 hingga 2025.
Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Novel Arsyad menjelaskan, meningkatnya sektor properti di tahun tersebut efek dari mulai pulihnya ekonomi nasional dan adanya berbagai stimulus yang dihadirkan oleh pemerintah.
Bila melihat setahun ke belakang, industri properti nasional terganggu akibat adanya pandemi Covid-19. Wabah tersebut berdampak signifikan terhadap melemahnya daya beli masyarakat.
“Kita memproyeksikan, mestinya di akhir 2021 atau 2022 kemudian bergerak hingga 2025 itu akan terjadi suatu kebangkitan. Yang mestinya kita harus menyikapi secara positif,” papar Novel di acara webinar membahas Hambatan Investasi Properti, Rabu (14/7/2021).
Dia menceritakan, pada tahun 2011 hingga 2013, merupakan salah satu momen terbaik kinerja sektor properti di Indonesia.
Baca juga: BI Catat Penjualan Properti Rumah Tapak Segmen Menengah Mulai Membaik
Karena pada saat itu pertumbuhan perekonomian nasional tercatat tumbuh cukup tinggi sebesar 6,8 persen, serta nilai tukar rupiah terhadap dollar cenderung stabil pada angka Rp9.000 hingga Rp10.000.
Baca juga: Minat Beli Apartemen di Kuartal I 2021 Lebih Tinggi daripada Sewa
Namun di tahun 2014 hingga 2018, sektor properti mengalami penurunan seiring dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi di 2015. Dan pada 2019 kembali mengalami perbaikan.
Melihat dari riwayat tersebut, Novel yakin kedepannya perlahan tapi pasti kinerja industry properti nasional akan terus tumbuh.
Baca juga: Begini Konsep Hunian dan Tata Kota yang Pernah Diimpikan Bung Karno
“Sebelumnya pada 2019, kita sempat mengansumsikan di 2024 itu ada kenaikan cukup bagus. Tapi dengan adanya pandemi ini kita harus memulai kembali dari awal,” jelas Novel.
Maka dari itu, Novel sangat mengapresiasi pemerintah terkait adanya kebijakan dan kemudahan di sektor properti berupa stimulus.
Beberapa diantaranya seperti pelonggaran kredit properti, pengurangan pajak PPh22 dan PPnBM, PPN 0 persen, pelonggaran loan to value (LTV), dan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Saat pandemi di 2020, itu sebenarnya di 2021 sudah mulai ada pergerakan positif. Tapi karena ada gelombang kedua covid ini memang terjadi drop yang cukup jauh,” ujar Novel.
“Maka dari itu kita butuh kebijakan. Itu harus kita kaji kembali dan didetailkan lagi dan harus direalisasikan. Karena dengan adanya pandemic perilaku user akan berbeda,” pungkasnya.