Garuda Optimalkan Angkutan Kargo untuk Genjot Kinerja, Begini Tanggapan INACA
Sejak pandemi melanda Indonesia awal 2020 lalu, jumlah penumpang pesawat turun tajam hingga 50 persen lebih
Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya Garuda Indonesia untuk bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini dengan mengoptimalkan angkutan kargo dinilai merupakan langkah yang tepat. Terlebih lagi hal ini untuk mendongkrak kinerja perusahaan.
Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Denon Prawiratmadja mengatakan, sejak pandemi melanda Indonesia awal 2020 lalu, jumlah penumpang pesawat turun tajam hingga 50 persen lebih.
Akibatnya, maskapai juga mengurangi jumlah penerbangan demi melakukan efisiensi biaya operasional.
Namun demikian, di balik ketidakberuntungan tersebut, ada harapan bagus yang semakin hari semakin membuka peluang baru bagi bisnis penerbangan nasional yakni bisnis angkutan kargo udara yang ternyata tidak banyak terpengaruh oleh pandemi ini.
Baca juga: Startup TrawlPack Ramaikan Bisnis Jasa Kargo dan Logistik di Jabodetabek
"Optimalisasi bisnis kargo yang dilakukan Garuda Indonesia merupakan langkah yang sangat tepat. Kejelian Garuda menangkap peluang bisnis ini diproyeksian dapat mendongkrak income perusahaan di tengah lesunya dunia penerbangan saat ini." ujar Denon dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/7/2021).
Baca juga: Garuda Sediakan Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Penumpang
Dia mengatakan, strategi Garuda ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk angkutan logistik yang tetap diizinkan untuk beroperasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ia juga memaparkan data, bahwa jumlah kargo udara yang diangkut maskapai nasional pada tahun 2020 hanya turun sedikit dibanding penurunan jumlah penumpang.
Baca juga: Larangan Mudik Jadi Berkah Buat Bisnis Kargo Citilink
Misalnya data dari 15 bandara PT Angkasa Pura I, pada tahun 2020 lalu lalu lintas kargo udara yang dilayani adalah 436.049 ton. Hanya turun sedikit dari tahun 2019 yang tidak pandemi yaitu 481.180 ton.
Dan pada kuartal 1 tahun 2021 ini, Angkasa Pura I sudah melayani lalu lintas 105.411 ton kargo udara. Dan diprediksi pada akhir tahun 2021 jumlah kargo udara yang dilayani di 15 bandaranya mencapai 445.049 ton.
Denon melihat bisnis kargo udara Indonesia yang tahan banting dari pandemi karena beberapa hal.
Pertama, dalam kondisi apapun, setiap manusia pasti memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhannya.
Kedua penerbangan menjadi salah satu pilihan kuat karena kondisi geografis Indonesia yang kepulauan. Ini karena penerbangan mempunyai beberapa kelebihan dibanding transportasi lain, seperti misalnya kecepatan, keselamatan dan keamanan, serta sanggup menghadapi berbagai cuaca.
Karena dirinya meyakini jika Garuda Indonesia akan dapat bertahan di masa pandemi ini dengan mengoptimalkan angkutan kargonya.