Industri Hulu Migas Catatkan Penerimaan Negara Rp 96,7 Triliun di Semester I 2021
Dwi menjelaskan, tingginya penerimaan negara tidak lepas dari harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh di tahun 2020 lalu.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan, sektor migas mencatatkan penerimaan negara sebesar 6,67 miliar dollar AS atau setara Rp96,7 Triliun di semester I 2021.
Menurut Dwi, tingginya penerimaan negara itu tidak terlepas dari harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh di tahun 2020 lalu.
"Seperti juga dirasakan oleh sektor lain, pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang cukup berat bagi industri hulu migas. Namun SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menghadapi pandemi ini dengan melakukan usaha-usaha yang kreatif,” jelas Dwi seperti dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).
“Syukur, pada semester I tahun 2021 ini kami berhasil memberikan penerimaan negara yang optimal," sambungnya.
Dengan capaian saat ini, Dwi meyakini penerimaan negara dari sektor hulu migas pada akhir tahun 2021 akan mencapai sebesar Rp154 triliun.
Baca juga: DPR RI Setujui Erika Retnowati Jabat Kepala BPH Migas
Dwi menjelaskan, tingginya penerimaan negara tidak lepas dari harga minyak yang berangsur membaik setelah sempat jatuh di tahun 2020 lalu.
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR RI: Pemerintah Tidak Konsisten, Impor Migas Makin Meroket
"Harga ICP (Indonesian Crude Price) menunjukkan kenaikan, bahkan per Juni 2021 mencapai 70,23 dolar AS/barel. Momentum ini akan kami gunakan secara maksimal untuk mendorong KKKS agar lebih agresif dalam merealisasikan kegiatan operasi," tambah Dwi.
Baca juga: Untung Rp 15 T, Pertamina Dinilai Lebih Baik Dibandingkan Perusahaan Migas Dunia
Penerimaan negara yang maksimal juga merupakan hasilusaha hulu migas mengoptimalkan kegiatan dan biaya.
Kegiatan yang dilakukan antara lain melalui pemilihan prioritas kegiatan work order dan maintenance routine da inspection, efisiensi general administration khususnya akibat adanya pembatasan kegiatan.
"Upaya ini berhasil membuat biaya per barel pada Semester - I tahun 2021 sebesar 12,17 dolar AS/ BOE (barel setara minyak), lebih rendah dibandingkan Semester I tahun 2020 sebesar 13,71 dolar AS/BOE," jelas Dwi.
Selain penerimaan negara yang berhasil mencatatkan capaian maksimal, capaian lifting migas juga mencatatkan hasil yang baik.
Capaian lifting migas pada Semester I 2021 rata-rata 1,64 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Dari jumlah tersebut, lifting minyak sebesar 667 ribu barel minyak per hari (BOPD), atau 95 persen dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu BOPD.
Sedangkan lifting gas sebesar 5.430 MMSCFD dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 96 persen.