Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pabrik Sel Baterai Kendaraan Listrik Dibangun di Indonesia, Biaya Komponen Bisa Turun 40 Persen

Pabrik sel baterai kendaraan listrik akan dibangun di Indonesia pada kuartal empat tahun 2021 dan akan selesai pada 2023.

Penulis: Lita Andari Susanti
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pabrik Sel Baterai Kendaraan Listrik Dibangun di Indonesia, Biaya Komponen Bisa Turun 40 Persen
dok Kemenperin
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Pelepasan Bantuan Tabung Oksigen ke India yang dilaksanakan di PT. Samator Gas, Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, Senin (10/5/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Pabrik sel baterai kendaraan listrik akan dibangun di Indonesia pada kuartal empat tahun 2021 dan akan selesai pada 2023.

Selanjutnya, pabrik dari joint venture dari Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan mulai beroperasi pada semester pertama 2024.

Baterai sendiri merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar 25-40 persen dari harga kendaraan listrik.




"Dengan sudah dibangun di Indonesia, di mana kita bisa mendapatkan bahan baku dalam negeri sendiri, saya kira tentu bisa mengurangi komponen cost bisa sampai 30-40 persen," tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, saat meninjau vaksinasi pekerja di Jababeka, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (31/7/2021).

Tak hanya itu, pabrik sel kendaraan listrik ini juga akan membuat harga mobil maupun motor listrik akan semakin kompetitif bagi masyarakat.

"Jadi harga mobil EV yang produksi Indonesia, karena baterai dari Indonesia, bisa lebih murah sehingga mendorong masyarakat lebih cepat untuk menggunakan mobil EV," imbuh Menperin.

Baca juga: Menperin Ancam Bekukan Pabrik Tak Lapor IOMKI

Sebagai informasi, kendaraan listrik menggunakan baterai lithium ion dengan bahan aktif katoda diantaranya unsur lithium, nikel, kobalt, mangan dan alumunium.

BERITA TERKAIT

Katoda sendiri, memberikan kontribusi paling tinggi terhadap harga sel baterai lithium yakni sekitar 34 persen.

Oleh karenanya, Kemenperin mendorong agar material tersebut harus diproses di dalam negeri untuk mendapatkan harga yang lebih ekonomis, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah yang dapat diolah menjadi bahan aktif tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas