Teknologi IoT Bisa Jadi Solusi Pengelolaan Kelistrikan
melalui aplikasi Muba Listrik Pintar pelanggan dapat memantau dan mengendalikan tingkat pemakaian listrik secara harian lewat aplikasi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Muba Electric Power (MEP), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola kelistrikan untuk konsumen di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, merilis aplikasi Muba Listrik Pintar pada semester II 2020.
BUMD pengelola kelistrikan yang sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin ini menggunakan smart meter dua arah sehingga selain mengubah pola pelanggan pasca bayar menjadi prabayar melalui program listrik pintar ini, juga penggunaan listrik diketahui secara terbuka oleh penyedia maupun pelanggan listrik.
Baca juga: Lagi, PLN Salurkan Bantuan Oksigen Penanganan Covid ke Tujuh Rumah Sakit di Jawa Tengah
"Lebih dari 48 ribu pelanggan yang tersebar di 12 kecamatan sudah melakukan proses migrasi dari Kwh analog ke smart meter," ujar Direktur Muba Electric Power Augie Bunyamin, Senin (2/8/2021).
Fungsi smart meter ini antara lain memudahkan pembayaran tagihan listrik dan kepastian biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, serta mengurangi tunggakan tagihan pelanggan.
Baca juga: Diskon Token Listrik PLN 50% dan 25% Diperpanjang hingga Desember 2021, Ini Cara Mendapatkannya
Untuk sistem prabayar, sistem pembayaran terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota Internasional Teknologi (MIT). Perusahaan ini bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Augie Bunyamin, mengatakan melalui aplikasi Muba Listrik Pintar tersebut pelanggan dapat memantau dan mengendalikan tingkat pemakaian listrik secara harian lewat aplikasi. Ini diyakini Augie akan berdampak positif berupa bakal berkurangnya tunggakan pembayaran.
Augie menjelaskan MEP merupakan satu-satunya BUMD di Indonesia yang bekerja sama dengan PT Miota Internasional Teknologi dalam penggunaan teknologi IoT di aplikasi listrik pintar ini. Penggunaan teknologi smart electric city dalam menyalurkan listrik yang dikelola oleh MEP ini adalah inovasi untuk menyongsong revolusi digital 4.0.
Chief Strategic Officer/CSO PT Miota Internasional Teknologi Asto Subroto, menyebutkan keuntungan IoT untuk MEP adalah mengintegrasikan proses operasional listrik (termasuk memonitor kehilangan daya) dan pelayanan pelanggan, sementara untuk pelanggan memudahkan pengontrolan penggunaan dan pembayaran listrik.
Baca juga: Pimpinan MPR: Pemerintah Harus Kaji Betul Opsi Perpanjangan atau Penghentian PPKM Level 4
Perusahaan penyedia IoT yang berdiri pada 2018 ini berkolaborasi dengan mitra untuk menyodorkan jasa IoT di bidang energi.
”Salah satu pendorong implementasi teknologi IoT pada industri energi adalah kebutuhan untuk menjalankan perusahaan energi dengan pemakaian dan manajemen yang lebih efisien. Data yang terkumpul melalui teknologi IoT akan membantu industri ini untuk peningkatan kualitas pelayanan, produktivitas, dan efisiensi,” ujar Asto.
Asto menjelaskan aplikasi listrik pintar atau smart metering ini merupakan inovasi yang dikreasikan perusahaanya yang mampu meningkatkan efisiensi dan transparansi kelistrikan.
“Aplikasi dari implementasi ekosistem IOT ini memudahkan perusahaan swasta nasional dan multinasional, BUMN, dan BUMD mengelola listrik di era digitalisasi dan Industri 4.0,” sebut Asto juga merupakan founder Miota.
Ke depannya, penggunaan IoT di kelistrikan akan semakin atraktif dan menjadi solusi bagi penyedia (provider) maupun pelanggan listrik. Penggunaan IoT mampu menjadi tulang punggung dalam mendorong transformasi digital di sejumlah sektor selama pandemi Covid-19.