Terdampak Pandemi, Qantas Airways Rumahkan 2.500 Karyawan Tanpa Dibayar Selama Dua Bulan
Qantas Airlines dikabarkan merumahkan sekitar 2.500 karyawannya selama dua bulan ke depan.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Qantas Airways dikabarkan merumahkan sekitar 2.500 karyawannya selama dua bulan ke depan.
Menurut laporan Reuters pada Rabu (4/8/2021), 2.500 karyawan Qantas Airlines yang dirumahkan selama dua bulan tersebut tidak akan mendapat bayaran.
Baca juga: Kemenparekraf Serahkan Donasi Oksigen Konsentrator dari Trip.com Ke Kementerian Kesehatan
Kebijakan Qantas untuk merumahkan karyawannya tersebut karena imbas dari pembatasan dan juga lockdown yang diterapkan oleh pemerintah Australia.
CEO Qantas Alan Joyce mengatakan, karyawan yang dirumahkan selama dua bulan ini mayoritas yang bekerja di wilayah New South Wales yang merupakan negara bagian kota Sydney.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Bisa Manfaatkan Penerbangan Kargo untuk Bertahan di Tengah Pandemi
Wilayah tersebut, menurut Alan, menjadi basis domestik dan internasional yang intensif.
Saat ini Sydney pun ditutup, setidaknya selama dua bulan dan para karyawan pun akan dirumahkan mengikuti masa penutupan wilayah tersebut.
Alan mengungkapkan, meski karyawan yang dirumahkan tidak mendapatkan bayaran tetapi akan mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar 750 dolar Australia per minggu atau setara Rp 8 juta.
Pemerintah Australia sendiri telah memutuskan untuk memberlakukan lockdown untuk wilayah Sydney, sebagai upaya menekan penyebaran kasus Covid-19.
Lockdown yang dilakukan di wilayah tersebut, bahkan mengikutsertakan tentara ke seluruh kota di Sydney. Setidaknya ada 300 tentara tidak bersenjata yang mengawasi warga agar tidak ke luar rumah.
Lockdown yang dilakukan di wilayah Sydney sendiri sudah berjalan enam minggu. Langkah ini tentunya untuk berjuang agar lonjakan kasus Covid-19 varian delta tidak menyebar.
Tercatat kasus Covid-19 varian delta di Sydney telah mencapai 3.500 kasus sejak pertama kali terdeteksi dari seorang pengemudi taksi.