Ekonomi Indonesia Tumbuh 7,07 Persen, Menko Airlangga: Lewati India hingga Jepang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, capaian tersebut melewati beberapa negara yakni India hingga Jepang.
Editor: Sanusi
Peningkatan moda transportasi juga mendorong sektor pariwisata khususnya pariwisata domestik. Margo menjelaskan bahwa sektor pariwisata memberikan dampak ekonomi yang cukup besar.
"Ini karena berkaitan dengan supply chain seperti akomodasi perhotelan, dan lain sebagainya," tukasnya.
Indikator lain dalam catatan peristiwa triwulan 2 2021 yakni peningkatan konsumsi masyarakat dan investasi.
BPS mencatat penjualan sepeda motor dan mobil meningkat tajam posisi kuartal II 2021 dibandingkan 2020.
"Sepeda motor tumbuhnya 268,64 persen sedangkan volume penjualan mobil di Q2 2021 dibandingkan 2020 tumbuh luar biasa 758,68 persen," urai Margo.
PKS: Ekonomi Masih Resesi, Pemerintah Jangan Terlalu Ambisius Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati menyoroti kembali negatifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2021.
"Efektivitas kebijakan pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi masih jauh dari harapan, penanganan pandemi masih belum konsisten sehingga ketinggalan dari negara negara lain yang sudah tumbuh positif," ujar Anis, kepada wartawan, Jumat (7/5/2021).
Menurut Wakil Ketua BAKN DPR RI ini pertumbuhan ekonomi yang masih minus merupakan bukti bahwa penanganan pandemi oleh pemerintah belum serius dan efektif.
"Jika pemerintah tidak memperbaiki kinerjanya dalam penanganan pandemi Covid-19 maka kuartal II/2021 kembali akan mengalami pertumbuhan negatif dan terjebak resesi," ujarnya.
Baca juga: Indonesia Masih Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen Pada Kuartal I 2021
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) hari Rabu (5/5/2021), mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi sebesar 0,74 persen secara tahunan.
Beberapa sektor yang memiliki kontribusi terhadap PDB juga masih mengalami kontraksi, antara lain: Industri Pengolahan (19,84%) sebesar 1,38; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (13,10%) sebesar 1,23%; konstruksi (10,8%) sebesar 0,79%. Hanya sektor pertanian yang mampu tumbuh positif (13,17%) sebesar 2,95%.
Anis menjelaskan bahwa masih terkontraksinya beberapa sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDB, menunjukkan kebijakan Pemerintah belum cukup efektif dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor tersebut.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran terbesar dalam PDB juga masih mengalami kontraksi. Konsumsi Rumah Tangga (56,93%) sebesar 2,23 dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau investasi (31,98%) sebesar 0,23 persen.
Baca juga: Ekonom: Penanggulangan Pandemi Jalan Indonesia Keluar dari Risiko Resesi Ekonomi