Ekonom Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Diprediksi Tak Sebaik Kuartal Sebelumnya
Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 diprediksi tidak sebaik dari kuartal II 2021 yang tumbuh 7,07 persen.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
![Ekonom Bank Permata: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 Diprediksi Tak Sebaik Kuartal Sebelumnya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rupiah-ditutup-melemah_20210316_184741.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 diprediksi tidak sebaik dari kuartal II 2021 yang tumbuh 7,07 persen.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perekonomian nasional pada kuartal III 2021 cenderung melambat akibat beberapa indikator yang menghambat pemulihan ekonomi.
Baca juga: Mal Boleh Buka, Mendag Lutfi: Untuk Tahan Pelemahan Ekonomi di Kuartal III 2021
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021 akan berada pada kisaran 2,75 persen sampai 3,25 persen," kata Josua saat dihubungi, Rabu (11/8/2021).
Menurutnya, adanya pengendalian Covid-19 yang lebih baik pada kuartal IV 2021 yang berimplikasi pada potensi peningkatan mobilitas masyarakat, maka pemulihan ekonomi akan kembali berlanjut pada kuartal penghujung tahun.
Baca juga: Analisis Balitbang Golkar Atas Capaian Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen, Dua Hal Jadi Faktor Utama
"Secara keseluruhan tahun 2021 pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 3 persen sampai 3,5 persen," tuturnya.
Adapun indikator yang menghambat laju ekonomi kuartal III 2021 yaitu, program vaksinasi yang belum mencapai target pemerintah 1 juta vaksin per hari.
"Pemerintah perlu mengintensifkan strategi pemberian vaksin ke masyarakat luas, apalagi vaksin bukanlah barang yang mempunyai celah untuk digelapkan, serta tidak mampu disimpan dalam waktu lama," ujarnya.
Kemudian, adanya penerapan PPKM Darurat atau Level 4 sejak awal Juli 2021 hingga saat ini.
"PPKM darurat sejauh ini cenderung menjadi hambatan dalam pemulihan ekonomi. Ini terefleksi dari indikator-indikator perekonomian Indonesia yang cenderung melambat di bulan Juli, bulan di saat penerapan PPKM darurat," ucap Josua.
"PMI Manufacturing Index Indonesia turun menjadi 40,1 dari sebelumnya 53,5 di bulan Juni, mengindikasikan bahwa aktivitas manufaktur Indonesia mengalami perlambatan," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berharap pembukaan pusat perbelanjaan atau mal saat PPKM Level 4, mampu menahan pelemahan ekonomi pada kuartal III 2021.
"Kemarin mal lima minggu berhenti, mudah-mudahan kuartal III tidak terlalu dalam turunnya. Mudah-mudahan kita akan tumbuh lagi di kuartal berikutnya," ujar Lutfi saat memantau protokol kesehatan di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (10/8/2021).
Menurutnya, penurunan ekonomi pada kuartal III 2021 merupakan hal yang logis, karena pusat perbelanjaan dalam satu bulan lebih dilarang beroperasi atau tutup.
"Kenapa kami mesti membuka secara disiplin, untuk memastikan perbaikan dan jalannya perekonomian ini akan terus berjalan," paparnya.