BI: Lonjakan Investor Ritel di Indonesia Jadi Potensi Baru Pembiayaan Ekonomi
Pertumbuhan investor ritel di Indonesia menunjukkan perkembangan menggembirakan dan menjadi potensi besar bagi pembiayaan ekonomi.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan investor ritel di Indonesia menunjukkan perkembangan menggembirakan dan menjadi potensi besar bagi pembiayaan ekonomi.
Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia, Donny Hutabarat mengatakan, hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah investor ritel di Indonesia pada Juni 2021 sebesar 125 persen.
Yakni angka tersebut tercatat sebesar 5,6 juta orang, dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 2,5 juta orang.
“Pada saat pandemi kemarin di 2020, investor ritel pertumbuhannya pesat sekali. Jadi pas pandemi jumlah itu sekitar 2,5 juta, dan sekarang sudah 5,6 juta,” ucap Donny dalam Webinar Literasi Keuangan, Jumat (13/8/2021).
Dirinya melanjutkan, keberadaan dan kontribusi investor ritel di pasar keuangan Indonesia sangat dibutuhkan dalam membangun negeri, yakni dengan cara menjadi investor di negeri sendiri.
Baca juga: Minat Milenial Indonesia Jadi Investor Ritel Meningkat Tapi Masih di Bawah Hong Kong
Karena, semakin besarnya kontribusi investor domestik, maka pembiayaan pembangunan akan lebih mudah diperoleh.
Stabilitas sistem keuangan juga diyakini akan semakin terjaga dalam menghadapi ketidakpastian global.
Baca juga: Minimalisir Ekses Gejolak Pasar, Investor Dianjurkan Inves di Reksa Dana Pasar Uang
Salah satu instrumen dalam pasar keuangan yakni obligasi negara ritel (ORI).
ORI merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan warga negara Indonesia melalui mitra distribusi di pasar perdana.
“Bahwa intinya pembangunan yang dilakukan di Indonesia untuk menuju Indonesia maju dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Tentunya kita membutuhkan pembangunan infrastruktur, human capital, serta sumber daya manusia yang tangguh,” ucap Donny.
“Oleh karena itu, kalau cuma APBN saja tidak cukup. Dibutuhkan sebuah pendanaan dari pasar keuangan. Yang diharapkan dari pasar keuangan adalah investor ritel, yang akan digunakan menjadi dana pembangunan,” pungkasnya.