Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cuma 3 Persen, Persentase Investor Ritel Indonesia Lebih Rendah dari Singapura dan Malaysia

Sampai dengan pertengahan 2021, investor ritel tercatat 5,6 juta orang, meningkat dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 2,5 juta orang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cuma 3 Persen, Persentase Investor Ritel Indonesia Lebih Rendah dari Singapura dan Malaysia
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia, Donny Hutabarat mengatakan, jumlah investor ritel di Indonesia masih sangat rendah.

Meskipun, jumlah saat ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada Juni 2021 sebesar 125 persen.

Sampai dengan pertengahan 2021, investor ritel tercatat 5,6 juta orang, meningkat dibandingkan dengan 2019 yang sebesar 2,5 juta orang.

Bila dilihat berdasarkan persentase, angka tersebut berada di kisaran 3 persen dari 190 juta penduduk di usia produktif.

“Kalau diukur dari Single Investor Identification (SID) ini pertumbuhan yang sangat pesat. Bahkan, ketika ada gejolak pasar keuangan yang terjadi di 2020, investor ritel ini menjadi penopang,” ucap Donny dalam Webinar Literasi Keuangan, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: BI: Lonjakan Investor Ritel di Indonesia Jadi Potensi Baru Pembiayaan Ekonomi

“Sebenarnya 5 juta itu masih kecil, meskipun tumbuh pesat. Karena itu baru 3 persen dari jumlah penduduk yang produktif dari sekitar 190 juta,” sambungnya.

Baca juga: Minat Milenial Indonesia Jadi Investor Ritel Meningkat Tapi Masih di Bawah Hong Kong

BERITA REKOMENDASI

Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, persentase investor retail Indonesia masih terpaut cukup jauh.

Di kedua negara tersebut, persentasenya sudah mencapai angka 9 persen hingga 22 persen.

Maka dari itu Bank Indonesia bersama Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membentuk Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK).

Hadirnya FKPPPK bertujuan mendorong pertumbuhan jumlah investor ritel domestik. Sehingga diharapkan minimal bisa sejajar dengan Malaysia dan Singapura.

Baca juga: BEI dan OJK Janji Lindungi Investor Gurem yang Beli Saham Perusahaan Unicorn

“Inisiatif FKPPPK banyak yang dilakukan. Salah satu yang terpenting adalah mengembangkan atau mendorong literasi terkait investor ritel,” ucap Donny.


“Karena kita lihat, di Indonesia inklusi keuangan tinggi. Tetapi literasi rendah. Ini yang harus kita dorong,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas