Yenny Wahid: Garuda Indonesia Tidak Boleh Menyerah, Harus Tetap Terbang
Yenny memotivasi seluruh kru Garuda Indonesia baik awak kabin maupun pegawai di darat tidak boleh kalah menghadapi krisis pandemi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal Yenny Wahid memutuskan mundur dari jabatannya Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Jumat (13/8/2021).
Ia mengaku keputusan ini sangat berat, namun tidak ada pilihan untuk membantu efisiensi keuangan perseroan.
"Garuda Indonesia tidak boleh menyerah. Dan kita hanya bisa bertahan kalau kita semua rela saling berkorban," tutur Yenny dalam akun Youtubenya, dikutip Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: Meski Sedih, Yenny Wahid Mundur dari Komisaris Independen Garuda, Demi Adanya Efisiensi Biaya
Yenny memotivasi seluruh kru Garuda Indonesia baik awak kabin maupun pegawai di darat tidak boleh kalah menghadapi krisis pandemi.
Menurutnya, upaya restrukturisasi utang dan bisnis model guna memastikan bahwa ke depan Garuda Indonesia akan jauh lebih baik.
"Dalam pandangan saya misalnya pun sekarang istirahat sebentar. Tetapi ke depan harus tetap terbang," lanjutnya.
Baca juga: Yenny Wahid Sarankan Garuda Indonesia Perkuat Sistem IT Agar Hemat Operasional
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kementeriannya memastikan transformasi dan efisiensi di maskapai pelat merah secara tepat dan cepat.
“Kementerian BUMN memastikan transformasi dan efisiensi terus terjadi di Garuda Indonesia dengan mengurangi jumlah komisaris dari lima menjadi tiga orang, serta jumlah direksi dari delapan orang menjadi enam orang," kata Erick, Jumat (13/8/2021).
Erick menuturkan Kementerian BUMN juga memperkuat pengawasan perusahaan dengan mengangkat dua sosok komisaris dengan keahlian, dan rekam jejak yang tidak diragukan lagi di bidang restrukturisasi maupun manajemen risiko perusahaan.
"Ke depan, tim manajemen Garuda Indonesia akan fokus pada dua hal utama," ucap Erick.
Fokus pertama, kata Erick, perubahan model bisnis dengan fokus pada layanan penerbangan domestik.
Kedua, negosiasi dengan lessor, baik lessor yang memang memiliki hubungan bisnis ke bisnis (B2B), namun kontraknya perlu dinegosiasi ulang, juga lessor yang tersangkut kasus yang saat ini sudah masuk dalam proses hukum.
“Ini momen bagi Garuda Indonesia untuk bersih-bersih dari permasalahan keuangan dan kinerja operasional, serta menata kembali fundamental bisnisnya. Setiap prosesnya akan saya kawal penuh," tuturnya.