Pertamina Temukan Cadangan Migas di WK OSES
Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) menyelesaikan pengeboran Sumur Eksplorasi Fanny-2
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak perusahaan Pertamina, yakni PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) menyelesaikan pengeboran Sumur Eksplorasi Fanny-2 dengan status sebagai sumur penemu minyak dan gas bumi (Oil and Gas Discovery).
Direktur Eksplorasi Subholding Upstream Pertamina Medi Kurniawan mengatakan temuan tersebut berasal dari sumur Fanny-2 yang terletak di Distrik Central Business Unit (CBU) Blok OSES.
Baca juga: HUT ke-76 RI, Pertamina Bor Sumur ke-6 di Blok Rokan
Lokasi itu, berada di area kompleks eksplorasi Angel Cluster yang berjarak sekitar dua kilometer sebelah barat Pulau Sebira di Kepulauan Seribu.
"Ini adalah bukti bahwa ide baru, semangat baru dalam mengerjakan lapangan tua (brown field) seperti halnya blok OSES, memberikan hasil yang positif," ucap Medi melalui keterangannya, Selasa (17/8/2021).
Medi mengucapkan selamat untuk PHE OSES, khususnya tim eksplorasi. Ia juga memberikan semangat untuk discovery sumur berikutnya. Pengelolaan kegiatan eksplorasi PHE OSES per tanggal 1 April 2021 berada di Eksplorasi Subholding Upstream Regional Jawa.
Pengeboran Sumur Fanny-2 merupakan implementasi strategi regional paska restrukturisasi untuk akselerasi pengembangan undeveloped resources di Area Angel Cluster.
Baca juga: Kado HUT RI ke-76: Teknologi Geothermal Pertama Di Dunia Karya Perwira Pertamina Geothermal Energy
Diharapkan area ini segera dapat berkontribusi dalam menunjang produksi yang berkelanjutan di Wilayah PHE OSES, serta sekaligus mendukung target produksi Nasional minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik perhari pada tahun 2030.
Hal ini juga menunjukkan Paska Restrukturisasi PT Pertamina (Persero) dengan pembentukan Subholding setelah lebih dari 1 tahun telah menunjukkan manfaat positif dengan operasional yang terintegrasi.
Lokasi Sumur Fanny-2 ini berada di Distrik Central Business Unit (CBU) Blok OSES, tepatnya berada di area Komplek Eksplorasi Angel Cluster yang berjarak sekitar 2 Km sebelah barat dari Pulau Sabira Kepulaun Seribu, dan masuk dalam Wilayah Administratif Kabupaten Kepulauan Seribu.
Secara khusus Angel Cluster ini merupakan area prioritas eksplorasi dimana pada area ini terdapat beberapa struktur temuan minyak dan gas yang masih membutuhkan data tambahan untuk pengembangan lapangan.
Baca juga: Produksi Minyak Pertamina dari Luar Negeri Capai 101 Persen
Sumur Fanny-2 ditajak pada tanggal 13 Maret 2021 dan diselesaikan (Rig Release) pada tanggal 24 Juni 2021. Tujuan dilakukan pemboran sumur Fanny-2 adalah untuk mengkonfirmasi besaran sumberdaya minyak dan gas bumi di Struktur Fanny.
Sumur ini menemukan minyak dan gas pada lapisan batupasir Formasi Talang Akar dengan hasil uji produksi pada lapisan Lower Zelda layer 44 (DST#2) mengalirkan Gas sebesar 4.95 mmscfd dan Kondensat sebesar 241 BCPD pada bukaan choke 28/64”, serta ditemukan minyak dari hasil proses sirkulasi ke permukaan pada Lapisan Middle Zelda di DST#3.
VP Eksplorasi Regional Jawa Muharram Jaya Panguriseng menerangkan Discovery Sumur Fanny-2 ini diharapkan dapat diikuti oleh keberhasilan pengeboran sumur-sumur eksplorasi berikutnya.
"Masih ada tiga prospek di area Angel Cluster yang akan diakselerasi proses bisnisnya yaitu Nani, Villani dan Tati untuk dieksekusi pemborannya pada tahun 2022-2023," ujarnya.
Muharram mengatakan penuntasan eksplorasi di Angel Cluster menjadi salah satu prioritas Regional Jawa agar undeveloped resources di area Angel Cluster dapat segera dimonetisasi.
"Dan memberikan kontribusi produksi minyak dan gas di PHE OSES dan Subholding Upstream Pertamina pada umumnya," ucap Muharram.
Menurutnya, dengan adanya dukungan dari segenap stakeholder di Zona 6, Regional Jawa, maupun di Subholding Upstream keseluruhan operasi pengeboran ini dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu 109 hari dengan zero LTI.
"Ini membuktikan bahwa dengan perencanaan dan mitigasi yang baik, operasi lapangan dengan kategori high risk ini masih dapat dilaksanakan dengan control yang tepat," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.