Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hutama Karya Pastikan Pembangunan Jalan Tol Sumatera Tak Rusak Ekosistem

Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi, dan 531 ruas operasi. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hutama Karya Pastikan Pembangunan Jalan Tol Sumatera Tak Rusak Ekosistem
TRIBUN LAMPUNG/TRIBUN LAMPUNG/Deni Saputra
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Desa Sabahbalau, Lampung Selatan, Jumat (7/5/2021). TRIBUN LAMPUNG/DENI SAPUTRA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) memastikan pembangunan dan operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tidak merusak ekosistem lingkungan sekitar. 

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, perseroan telah melakukan berbagai kajian dan analisis dampak kehadiran JTTS bagi lingkungan dan masyarakat, sehingga mitigasi risiko dilakukan sejak awal.

"Pembangunan dan pengoperasian JTTS kami pastikan tidak merusak ekosistem. Kami sudah hitung Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden bahwa kehadirannya membawa banyak dampak dan manfaat bagi masyarakat khususnya di Sumatra," ujar Koentjoro dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).

Menurutnya, pembangunan fisik suatu tempat akan menimbulkan perubahan kualitas komponen-komponen lingkungan hidup di sekitar lokasi pembangunan, baik itu perubahan 
yang berdampak positif maupun perubahan yang berdampak negatif. 

Baca juga: Hutama Karya Kebut Proyek Tol Trans Sumatera Ruas Binjai – Langsa, Segini Progresnya

Namun, kata Koentjoro, perseroan memperhatikan setiap tahapan-tahapan dalam proses pembangunan jalan tol, sebagai upaya meminimalisir dampak negatif, dan mengoptimalkan dampak positif yang terjadi dalam proses tersebut. 

Baca juga: Hutama Karya Garap Proyek Rute MRT Bundaran HI – Kota Senilai Rp 4,6 Triliun

"Aspek penting dalam proses pembangunan jalan tol yakni tersedianya AMDAL. Ini menjadi fondasi awal proses pembangunan dikarenakan mencakup seluruh komponen- komponen yang menyangkut dampak terhadap lingkungan hidup, serta menjamin suatu usaha atau kegiatan layak secara lingkungan," paparnya. 

BERITA REKOMENDASI

Ia menyebut, beberapa tindakan yang telah dilakukan mengatasi timbulnya permasalahan tersebut, yaitu penggunaan alat berat, kendaraan dan mesin pendukung yang layak pakai, serta terkontrol emisinya, maupun memindahkan drainase eksisting, dan lainnya. 

"Pada tahap konstruksi Hutama Karya melakukan pemilihan metode aplikasi tiang pancang (bore pile) dalam membangun jembatan penghubung untuk meminimalisir tingkat kebisingan dan timbulnya efek pergerakan tanah yang besar," tutur Koentjoro. 

Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Surabaya dan Sebaliknya Naik 4,41 Persen Mulai 19 Agustus 2021

Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi, dan 531 ruas operasi. 

Ruas jalan tol yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km). 

Kemudian, Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai (17 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), Tol Sigli – Banda Aceh seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 Km) dan seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km).


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas