Hutama Karya Pastikan Pembangunan Jalan Tol Sumatera Tak Rusak Ekosistem
Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi, dan 531 ruas operasi.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) memastikan pembangunan dan operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tidak merusak ekosistem lingkungan sekitar.
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, perseroan telah melakukan berbagai kajian dan analisis dampak kehadiran JTTS bagi lingkungan dan masyarakat, sehingga mitigasi risiko dilakukan sejak awal.
"Pembangunan dan pengoperasian JTTS kami pastikan tidak merusak ekosistem. Kami sudah hitung Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan seperti yang disampaikan oleh Pak Presiden bahwa kehadirannya membawa banyak dampak dan manfaat bagi masyarakat khususnya di Sumatra," ujar Koentjoro dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).
Menurutnya, pembangunan fisik suatu tempat akan menimbulkan perubahan kualitas komponen-komponen lingkungan hidup di sekitar lokasi pembangunan, baik itu perubahan
yang berdampak positif maupun perubahan yang berdampak negatif.
Baca juga: Hutama Karya Kebut Proyek Tol Trans Sumatera Ruas Binjai – Langsa, Segini Progresnya
Namun, kata Koentjoro, perseroan memperhatikan setiap tahapan-tahapan dalam proses pembangunan jalan tol, sebagai upaya meminimalisir dampak negatif, dan mengoptimalkan dampak positif yang terjadi dalam proses tersebut.
Baca juga: Hutama Karya Garap Proyek Rute MRT Bundaran HI – Kota Senilai Rp 4,6 Triliun
"Aspek penting dalam proses pembangunan jalan tol yakni tersedianya AMDAL. Ini menjadi fondasi awal proses pembangunan dikarenakan mencakup seluruh komponen- komponen yang menyangkut dampak terhadap lingkungan hidup, serta menjamin suatu usaha atau kegiatan layak secara lingkungan," paparnya.
Ia menyebut, beberapa tindakan yang telah dilakukan mengatasi timbulnya permasalahan tersebut, yaitu penggunaan alat berat, kendaraan dan mesin pendukung yang layak pakai, serta terkontrol emisinya, maupun memindahkan drainase eksisting, dan lainnya.
"Pada tahap konstruksi Hutama Karya melakukan pemilihan metode aplikasi tiang pancang (bore pile) dalam membangun jembatan penghubung untuk meminimalisir tingkat kebisingan dan timbulnya efek pergerakan tanah yang besar," tutur Koentjoro.
Baca juga: Tarif Tol Jakarta-Surabaya dan Sebaliknya Naik 4,41 Persen Mulai 19 Agustus 2021
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.065 Km dengan 534 Km ruas konstruksi, dan 531 ruas operasi.
Ruas jalan tol yang telah beroperasi secara penuh yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km).
Kemudian, Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai (17 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), Tol Sigli – Banda Aceh seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 Km) dan seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km).