SPKS Sebut Petani Sawit Belum Merasakan Kemerdekaan di Tengah HUT Ke-76 RI
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menilai petani sawit sampai saat ini belum merasakan merdeka di tengah perayaan HUT ke-76 RI
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menilai petani sawit sampai saat ini belum merasakan merdeka di tengah perayaan HUT ke-76 Republik Indonesia.
Sekretaris Jenderal SPKS Nasional Mansuetus Darto mengatakan, hal tersebut terjadi karena tatakelola perkebunan kelapa sawit yang masih menempatkan petani sebagi objek, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun kebijakan yang dijalankan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Baca juga: Rekor Harga TBS Kelapa Sawit, Berkat UU Cipta Kerja dan Mandatori Biodiesel
Menurutnya, negara telah mendapatkan keuntungan besar dari sektor tersebut melalui penerimaan dalam bentuk devisa sekitar Rp 300 triliun setiap tahunya.
Sementara itu perusahaan, kata Mansuetus, juga terus mendapatkan keuntungan besar, dan menjadi sumber kekayaan bagi konglomerat-konglomerat pemilik perusahan perkebunan sawit.
"Kondisi ini tidak sama dengan kondisi petani sawit tetap saja miskin dan tidak sejahtera akibat dari buruknya tatakelola perkebunan sawit yang sengaja dibiarkan pemerintah dan perusahan perkebunan sawit," kata Mansuetus dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).
Baca juga: Stok Vaksin Terbatas Jadi Kendala Program Vaksinasi di Area Kebun Sawit Kalimantan
Ia mencontohkan, terkait tataniaga sawit di tingkat petani yang terus-menerus menjual Tandan Buah Segar (TBS) kepada tengkulak dengan harga yang sangat rendah, sehingga petani merugi sekitar 30 persen setiap kilogramnya dari harga yang harus diterima.
Baca juga: Aspek Keberlanjutan Jadi Tantangan Industri Kelapa Sawit ke Depan
Ia pun menyebut, petani sawit juga hanya menjadi alat diplomasi bagi pemerintah dan perusahan sawit dalam melakukan lobi, maupujbnegosiasi kepada negara-negara pembeli minyak sawit dari Indonesia.
"Selalu mengatasnamankan untuk kesejahteran petani sawit, tetapi petani tidak pernah diurusi dengan serius masalahnya mulai dari legalitas sampai dengan penjulan yang dikuasai tengkulak," tuturnya.
Oleh sebab itu, SPKS berharap pemerintah dan perusahaan perkebunan ke depan memiliki komitmen yang nyata dalam pemberdayaan petani sawit
"Mulai dari percepatan kemitraan antara perusahaan perkebunan dengan petani sawit, agar petani sawit tidak lagi menjual TBS melalui tengkulak, mempermudah petani dalam akses petani pendanaan melalui BPDPKS, sampai pada pelibatan petani sawit rantai pasok biodiesel," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.