Jika Sukses Produksi 2 Juta Ton per Tahun, Indonesia Bakal Jadi Pemain Utama Pasar Udang Dunia
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya menggenjot produktivitas budidaya udang sebanyak 2 juta ton per tahun pada 2024.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya menggenjot produktivitas budidaya udang sebanyak 2 juta ton per tahun pada 2024.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu mengatakan, apabila target tersebut bisa tercapai, maka Indonesia bisa menguasai pasar udang dunia.
Sejumlah program terobosan telah dilakukan KKP.
Baca juga: Produksi Udang Nasional Baru 856 Ribu Ton, KKP Siapkan Sejumlah Terobosan
Salah satunya melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah yang membangun tambak udang berbasis kawasan seluas 100 hektar di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Pembangunan fisik direncanakan dimulai tahun depan.
Nantinya, tambak udang berbasis kawasan di Kebumen akan menjadi percontohan di daerah lain Indonesia.
"Kita membuat modelling budidaya udang berbasis kawasan. Ini yang akan kita coba dorong terus,” papar Haeru dalam diskusi daring bertema Terobosan Kuasai Pasar Udang Dunia, Kamis (2/9/2021).
“Alhamdulillah, tahun ini kami berkolaborasi dengan Pemkab Kebumen. Pak Bupati sudah mendukung," sambungnya.
Haeru melanjutkan, pembangunan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen menggunakan pertimbangan ekologi dan ekonomi.
Sehingga sasarannya tidak hanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan asli daerah, tapi juga kelestarian ekosistem.
Baca juga: Kejar Target Produksi 2 Juta Ton Per Tahun, KKP Bangun Tambak Udang Berbasis Kawasan di Kebumen
Untuk menjamin kelestarian ekosistem ini, tambak udang berbasis kawasan di Kebumen dilengkapi dengan tandon air dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Infrastruktur lainnya berupa water intake, saluran outlet, laboratorium, gudang pakan, bangunan pasca panen, rumah genset, rumah jaga tambak, dan jalan produksi.
"Paling pokok, tambak ramah lingkungan sesuai prinsip blue ekonomi. Tidak merusak mangrove, ada water treatment, IPAL, tandon. IPAL ini yang paling pokok, sehingga sisa proses budidaya tidak langsung dirilis ke laut, tapi ada treatment," ungkap Tebe.
Melalui skema tambak udang berbasis kawasan di lahan 100 hektar di Kebumen, KKP menargetkan peningkatan produksi menjadi 80 ton per hektar per tahun.
Target tersebut diyakini Tebe bisa dicapai karena tambak udang berbasis kawasan menggunakan pendekatan saintifik.
Disamping itu, KKP juga mendukung penuh dari sisi pendampingan dan permodalan.
Tebe juga optimis, pembangunan tambak udang berbasis kawasan di Kebumen akan menyerap banyak tenaga kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan menambah devisa negara.
"Jangan sampai kami membangun sesuatu di Kebumen tapi masyarakat hanya menjadi penonton. Ini menyalahi. Tapi kami mohon juga sama Pak Bupati untuk menyiapkan SDM yang sesuai," pungkas Tebe.