Kreatifnya Anak Muda Tabalong Geliatkan Usaha Lokal, Kembangkan Marketplace SarabaAda
SarabaAda merupakan aplikasi marketplace lokal yang dibuat untuk menyediakan ekosistem pasar digital bagi pelaku Industri Kecil Menengah Tabalong
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Saat ini, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan industri lokal di Indonesia makin menunjukkan kualitasnya, terlebih dengan memanfaatkan teknologi digital.
Seperti yang dilakukan oleh sekelompok anak muda asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Mereka berhasil membuat inovasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Sekelompok anak muda yang tergabung dalam komunitas JikaMaka (Jika Belajar Maka Bisa) membangun sebuah aplikasi bernama SarabaAda.
SarabaAda merupakan aplikasi marketplace lokal yang dibuat untuk menyediakan ekosistem pasar digital bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Tabalong.
Aplikasi tersebut menyediakan dua fitur yang ada di dalamnya, yaitu Mitra SarabaAda dan Ojex Sarabakawa.
Sejak dikembangkan pada Oktober 2020 lalu di tengah kondisi pandemi, kini aplikasi SarabaAda telah berhasil menjaring lebih dari 130 pelaku IKM lokal Tabalong yang bergabung menjadi Mitra SarabaAda.
Dibangun oleh para anak muda asli Tabalong
Pada awalnya, Didi Erwanto, salah satu inisiator dari pembuat aplikasi serba ada menceritakan bahwa ia dan temannya diminta untuk mengembangkan sebuah inovasi.
Ia dan beberapa anak muda lainnya yang tergabung dalam JikaMaka memilih untuk membangun aplikasi berupa platform jualan online untuk merespon kondisi pandemi yang menghantam Tabalong kala itu.
"Aplikasi SarabaAda ini bermula saat awal pandemi Covid-19 masuk Tabalong, lalu sekitar April 2020 kami diminta membuat program jualan online," Tutur Didi.
Saat itu, Didi dibantu oleh Muhammad Syafi'i yang sama-sama berlatar belakang teknologi dan informasi.
Keduanya mengembangkan apa-apa saja yang bisa dikembangkan tentunya dengan tetap menyesuaikan dengan permasalahan yang dialami masyarakat di Tabalong.
Tak berjalan mulus, upaya pengembangan yang dilakukan saat itu belum bisa terealisasi dengan cepat lantaran terdapat beberapa kendala seperti biaya.
Namun, mereka tidak menyerah dan tetap mengembangkan aplikasi tersebut dengan konsep yang lebih matang dan berfokus untuk memenuhi kebutuhan pokok.