Kinerja Krakatau Steel Makin Positif, Per Juli 2021 Raih Laba Bersih Rp 609 Miliar
Silmy menambahkan, upaya memacu ekspor menjadi bagian dari strategi perseroan untuk menggenjot kinerja penjualan produk baja di masa pandemi
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus dapat meningkatkan kinerja pasca restrukturisasi dan transformasi menyeluruh setelah delapan tahun merugi.
Selama tahun buku 2020 Krakatau Steel membukukan laba Rp326 miliar dan di tahun buku 2021, hingga Juli 2021 Krakatau Steel melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih Rp 609 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, perbaikan kinerja Krakatau Steel terus berlanjut walaupun di masa pandemi.
"Hingga Juli 2021 Krakatau Steel berhasil membukukan penjualan sebesar Rp17,7 triliun, naik 44,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020,” ungkap Silmy Karim dalam keterangan pers, Kamis (16/9/2021).
Silmy menambahkan, upaya memacu ekspor menjadi bagian dari strategi perseroan untuk menggenjot kinerja penjualan produk baja di masa pandemi.
Produk Hot Rolled Coil dan Hot Rolled Plate menjadi produk utama Krakatau Steel yang di ekspor ke berbagai negara di Eropa seperti misalnya Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, dan Belgia, juga ke negara Malaysia dan Australia.
Baca juga: Krakatau International Port Pacu Bisnis Marine Service di Selat Malaka
Efisiensi yang berkelanjutan juga terus dilakukan Krakatau Steel. Hingga Juli 2021 ini Krakatau Steel mampu menurunkan kembali fixed cost hingga 19 persen dan variable cost hingga 11 persen.
Upaya efisiensi ini meneruskan penghematan yang sudah dilakukan di tahun 2020 dengan penurunan biaya operasional hingga 41 persen.
Silmy menyatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, perbankan serta pihak lain kepada Krakatau Steel yang selama ini mendukung restrukturisasi di perusahaan yang dipimpinnya.
Dari sisi keuangan, Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi utang tahun 2020 yang berjumlah Rp29 triliun dan berhasil menurunkan total beban bunga utang selama 9 tahun dari Rp 12,3 triliun menjadi R p6,7 triliun.
Dari upaya ini didapatkan penghematan sebesar Rp 9,9 triliun.
Baca juga: Krakatau Steel Raih Laba Rp 326 Miliar di 2020
“Di kuartal IV 2021 restrukturisasi hutang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp2,9 triliun,” ujarnya.
Untuk meningkatkan nilai perusahaan di anak-anak usaha, Krakatau Steel membentuk subholding Krakatau Sarana Infrastrukturdi Juni 2021 dan Subholding Krakatau Baja Konstruksi di Agustus 2021.
Pembentukan kedua subholding dilakukan dalam tempo yang relatif singkat, terbentuk dalam waktu 3 bulan.
Pembentukan subholding akan mempermudah perencanaan serta pengendalian operasional ke depan untuk sinergi, optimalisasi kinerja di perseroan.
Subholding Krakatau Sarana Infrasruktur hingga Agustus 2021 membukukan penjualan Rp2,4 triliun dengan perolehan laba bersih Rp348 miliar danSubholding Krakatau Baja Konstruksi sampai Agustus 2021 meraih penjualan Rp3,4 triliun dan laba bersih Rp 111,9 miliar.