Petani Diminta Bisa Beradaptasi Menghadapi Perubahan Iklim
petani dapat memodifikasi strategi budidaya tanaman yang konvensional agar lebih tanggap pada risiko perubahan iklim.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengurus Filantropi Indonesia Rizal Algamar mengatakan pentingnya membekali petani dengan keterampilan menghadapi perubahan Iklim dan pergantian cuaca ekstrem.
Menurutnya, petani dapat memodifikasi strategi budidaya tanaman yang konvensional agar lebih tanggap pada risiko perubahan iklim.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: Ancaman Perubahan Iklim ke Negara Miskin Akan Lebih Dahsyat
“Dari sisi keterlibatan lembaga filantropi dalam perubahan iklim, hal ini sudah menjadi sasaran program sebagai kontribusi bersama pencapaian SDGs," kata Rizal dalam Webinar Adaptasi Petani Menghadapi Perubahan Iklim, Senin (20/9/2021).
Ia menambahkan perlunya petani meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi iklim yang semakin sulit diduga.
"Menyiapkan diri dalam pencegahan krisis pangan lebih diutamakan, sambil mencari langkah strategis lainnya menghindari ancaman bencana iklim lainnya”, tutur Rizal.
Baca juga: Penuhi Undangan Biden, Presiden Jokowi Sampaikan Komitmen RI Hadapi Perubahan Iklim
Sementara Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dr. Dolly Priatna menambahkan bahwa perubahan iklim akan sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan makhluk hidup di bumi termasuk manusia.
Krisis pangan yang diakibatkan gagal panen berkepanjangan bisa terjadi karena cuaca yang tidak dapat lagi diprediksi.
"Hal ini merupakan salah satu ancaman nyata untuk kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita semua memahami dampak dari krisis iklim dan mencegahnya dari saat ini sebelum terlambat” ujarnya.
World Food Programme (WFP) memperingatkan perubahan iklim yang terjadi di bumi akan berdampak buruk pada sektor pertanian.
Data terbaru dari PBB menyebutkan bahwa angka kelaparan meningkat sebanyak 11 persen setelah tidak naik selama 15 tahun.