Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Erick Thohir Bakal Bubarkan 7 BUMN, Tidak Beroperasi tapi Masih Ada Karyawan, Ini Profilnya

Erick Thohir menegaskan akan segera membubarkan 7 perusahaan berstatus pelat merah. Simak profil 7 perusahaan yang akan dibubarkan Erick

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Erick Thohir Bakal Bubarkan 7 BUMN, Tidak Beroperasi tapi Masih Ada Karyawan, Ini Profilnya
HANDOUT
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMn) Erick Thohir menegaskan akan segera membubarkan 7 perusahaan berstatus pelat merah. Pasalnya, 7 perusahaan BUMN tersebut sudah lama tidak beroperasi, tetapi masih ada karyawannya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMn) Erick Thohir menegaskan akan segera membubarkan 7 perusahaan berstatus pelat merah. Pasalnya, 7 perusahaan BUMN tersebut sudah lama tidak beroperasi, tetapi masih ada karyawannya.

"Tujuh BUMN itu sudah lama tidak beroperasi. Kasian juga nasib pegawainya terkatung-katung dan kami kan zalim kalau jadi pemimpin tidak beri kepastian (ditutup atau dihidupkan kembali)," kata Erick yang dikutip pada Sabtu (25/9/2021).

Baca juga: CKB Group Raih Kontrak Handling Logistik PT Vale Indonesia Tbk Selama 5 Tahun

Adapun ketujuh BUMN tersebut yaitu, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Industri Gelas (Persero), PT Istaka Karya (Persero).

Kemudian, PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

"Ada Merpati dalam tahap pembicaraan, Kertas Leces, dan ini hal-hal yang memang harus kami pastikan keputusan ini (dibubarkan) ada," ucap Erick.

Baca juga: Siang Ini Golkar Sampaikan Sikap Resmi Terkait Azis Syamsuddin

Namun, Erick menyampaikan dalam menutup BUMN membutuhkan proses yang panjang, sehingga diperlukan revisi Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2003 untuk mempercepat dalam mengambil keputusan nasib perusahaan pelat merah.

Berita Rekomendasi

Erick mencontohkan, dalam melakukan restrukturisasi BUMN saja memerlukan waktu sekitar sembilan sampai 12 bulan dengan persetujuan lintas kementerian.

Baca juga: Airlangga Sebut Golkar Lakukan Pengkajian Mendalam terkait Penetapan Tersangka Azis Syamsuddin

"Untuk menutup BUMN perlu proses panjang lagi karena itu kami meminta (revisi UU BUMN), apa lagi ini dari DPR langsung (mengusulkan revisi). Karena itu pas kunjungan ke Kratakau Steel saya juga meminta dukungan dari Pak Presiden dan semua menteri," ujar Erick.

"Berilah kepercayaan kami sebagai BUMN untuk bisa menutup dan memerger perusahaan dengan cepat, supaya bisa antisipasi perusahaan bisnis model yang terjadi saat Covid-19 dan pasca Covid-19," sambung Erick.

Profil 7 Perusahaan BUMN yang Akan Dibubarkan Erick Thohir

1. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Perusahaan penerbangan nasional mulai didirikan pada 6 September 1962 dengan 39 armada untuk 84 rute penerbangan.

Namun, pada 1 Februari 2014 Merpati mulai menangguhkan seluruh penerbangan dikarenakan masalah keuangan yang bersumber dari berbagai utang.

Baca juga: Semester II 2022, Honda Bakal Kenalkan Mobil dengan Google Built-In

Mengutip berbagai sumber, Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 18 September 2014, menyatakan pemulihan Merpati membutuhkan Rp 15 triliun untuk menutup pembayaran gaji, berbagai kerugian yang diderita perusahaan dan hutang kepada sekitar 2 ribu pihak.

2. PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas

Mengutip laman resmi Kementerian BUMN, PT Iglas bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol.

Iglas didirikan pada 29 Oktober 1956, dan penyalaan dapur peleburan pertama dilakukan pada tahun 1959.

Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis botol untuk memenuhi kebutuhan industri bir, minuman ringan, farmasi, makanan, dan kosmetika, dengan total kapasitas 340 ton per hari atau 78.205 ton per tahun.

Baca juga: Cari TV atau STB Bersertifikasi Logo Siap Digital atau Si MODI

Seiring berjalannya waktu, order dari pihak luar ke Iglas menjadi sepi dan akhirnya operasional pabriknya tidak lagi berproduksi sejak 2015.

Merujuk laporan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), pada 2008, aset PT Iglas hanya Rp 188,69 miliar, sedangkan utangnya mencapai Rp 318,99 miliar.

Perusahaan tersebut mencatatkan rugi sebesar Rp 86,26 miliar. Iglas diketahui telah menyelesaikan hak eks karyawan dengan membayarkan 429 eks karyawannya.

3. PT Istaka Karya (Persero)

Perusahaan yang bergerak pada bidang konstruksi konsorsium dan didirikan pada 1979, kini tengah dalam proses penanganan PPA.

PPA tengah melakukan restrukturisasi kepada Istaka Karya karena banyaknya masalah yang dihadapi perusahaan.

Baca juga: POPULER Nasional: Bujuk Arab Saudi soal Kebijakan Umrah | Perjalanan Karier Azis Syamsuddin

Pada 2011, perusahaan mengalami kerugian Rp 275 miliar, ekuitas negatif Rp 656 miliar, dan tidak memiliki likuiditas serta dukungan dana.

Kondisi pasar Istaka Karya di tahun yang sama dalam situasi hilangnya kepercayaan costumer dan mitra kerja. Perusahaan juga kesulitan memenuhi persyaratan tender dan susah mendapatkan proyek baru.

Memburuknya kondisi perusahaan, membuat sebagian karyawan Istaka Karya dialihkan secara bertahap ke Nindya Karya.

4. PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau KKA

Perusahaan didirkan sejak 1983 berfokus pada produksi kertas kantong semen dengan tujuan menciptakan swasembada kertas kantong dalam negeri.

Meski sudah berdiri sejak 1983, KKA mulai produksi komersial pada 1990 dan akhirnya pada akhir 2007, PT KKA resmi berhenti beroperasi dikarenakan berbagai alasan.

5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero) atau ISN

Perusahaan yang berfokus pada produksi pemintalan benang dan pertenunan nasional yang memproduksi benang hingga garment, didirikan pada 1961.

Kehadiran ISN di dalam negeri untuk memenuhi memenuhi kebutuhan sandang di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu perusahaan menjadi pasien PPA dengan menerima suntikan dana sebesar Rp26 miliar untuk bantuan keberlangsungan usaha.

6. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN

Mengutip wikipedia PT PANN didirikan Mei 1974. BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan kapal ini didirikan sebagai alternatif lembaga keuangan non-bank khusus untuk membiayai pembelian kapal yang bertujuan mengembangkan pelayaran nasional.

Fokus Bisnis dari perseroan ini membiayai kapal-kapal niaga nasional dengan fokus pembiayaan kepada perusahaan pelayaran kelas menengah ke bawah.

Pada periode 1991-2004 kegiatan usaha PT PANN diperluas untuk membiayai berbagai jenis barang modal. Nama perusahaan diubah menjadi PT PANN Multi Finance.

Tapi, pada 2004 perusahaan kembali fokus pada core busines yaitu pembiayaan kapal.

Hingga sembilan tahun kemudian, pada 2013 dilakukan pemisahan bisnis, sehingga seluruh kegiatan bisnis inti PT PANN (Persero) dalam bidang usaha pembiayaan dialihkan ke PT PANN Pembiayaan Maritim

7. PT Kertas Leces (Persero)

Pabrik ini berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. Didirikan pada 1939, pabrik ini menjadi yang tertua kedua di Indonesia setelah Kertas Padalarang.

Kini, perusahaan tersebut telah dinyatakan pailit atau bangkrut 25 Sepetember 2018 sesuai dengan putusan No.43 PK/Pailit/Pdt.Sus-Pailit/2019 No 01/Pdt.Sus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas