Krisis Utang Raksasa Properti Evergrande, Apa Dampaknya bagi China, AS, hingga Eropa?
Krisis utang Evergrande China telah memberikan dampak ke berbagai saham dan bisnis sektor-sektor terkait.
Editor: Sanusi
“Sementara pembuat kebijakan diharapkan untuk memberikan dukungan, beberapa bank mungkin menjadi korban. China Minsheng, Ping An Bank dan China Everbright memiliki risiko tertinggi bagi pengembang,” tulis analis Citigroup termasuk Judy Zhang dalam sebuah catatan pada hari Rabu.
Analisis Citi melihat risiko kredit paling tinggi akan dirasakan oleh China Minsheng Banking Corp, Ping An Bank Co, dan China Everbright Bank Co.
Ia melihat Bank of Nanjing Co, Chongqing Rural Commercial Bank Co. dan Postal Savings Bank of China Co masuk ke daftar yang kurang rentan.
Baca juga: Gagal Bayar Utang AS Berpotensi Memicu Krisis Keuangan Bersejarah, Utang Lebih Rp 400 Ribu Triliun
Sedangkan, perusahaan asuransi China telah mempertimbangkan kekhawatiran tentang potensi kerugian penurunan nilai.
“Dalam skenario kasus terburuk, Grup PICC akan paling terpukul di antara perusahaan asuransi yang terdaftar. Lalu diikuti oleh Ping An Insurance Group Co,” kata Michelle Ma Citi dalam sebuah catatan pada hari Kamis.
Nilai saham unit Evergrande seperti Evergrande Property Services Group Ltd telah berkurang separuhnya tahun ini.
Lalu China Evergrande New Energy Vehicle Group Ltd nilai sahamnya juga turun lebih dari 90%.
Tak sampai di situ, setiap restrukturisasi yang membebani China sebagai ekonomi terbesar kedua dunia akan memberikan dampak melalui saham yang paling sensitif secara ekonomi dan global di Amerika.
Perusahaan industri, yang sering dilihat sebagai penentu arah kesehatan ekonomi AS, mungkin akan menerima pukulan paling keras.
Analis JPMorgan Chase & Co Stephen Tusa memproyeksi, produsen industri AS memiliki sekitar 10% eksposur penjualan ke China. Terdapat beberapa saham bakal terdampak yakni General Electric Co, Otis Worldwide Corp, dan Honeywell International Inc. Juga pembuat peralatan dan konstruksi berat Caterpillar Inc.
Di Eropa, krisis Evergrande bergema di seluruh stok bahan dasar. Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan China menyumbang 62% dari pendapatan di BHP Group Plc.
Lalu sebanyak 58% di Rio Tinto Plc, dan hampir setengahnya di Anglo American Plc dan Glencore Plc.
Sebenarnya, kekhawatiran bahwa keruntuhan Evergrande dapat memicu penularan keuangan dan mengekang pertumbuhan ekonomi China mengguncang pasar global pada hari Senin pekan lalu.
Kekhawatiran itu berkurang setelah raksasa pengembang ini setuju untuk menyelesaikan beberapa pembayaran bunga wesel lokal.
Namun krisis utang ini masih jauh dari selesai lantaran pemegang obligasi dolar belum menerima kupon jatuh tempo hingga saat ini.
artikel ini sudah tayang di KONTAN, dengan judul: Bagini dampak krisis utang Evergrande bagi China, AS, hingga Eropa
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.