Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Erick Thohir Pikirkan Waktu Yang Tepat Untuk Pamerkan Relief Bersejarah di Gedung Sarinah Jakarta

Relief berukuran 12 meter x 3 meter itu disebut-sebut tidak bisa diakses oleh masyarakat luas sejak tahun 1980-an.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Erick Thohir Pikirkan Waktu Yang Tepat Untuk Pamerkan Relief Bersejarah di Gedung Sarinah Jakarta
Warta Kota/Henry Lopulalan
Para pekerja sedang menyelesaikan renovasi bangunan Gedung Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (17/1/2021). Gedung Sarinah merupakan pusat perbelanjaan setinggi 74 meter yang terdiri dari 15 lantai. Luas bangunannya sekitar 27.000 meter persegi dengan luas per lantai 1.800 meter persegi. Renovasi bangunan yang termasuk daftar cagar budaya ini menghabiskan dana Rp 800 miliar. Selesai direnovasi Gedung Sarinah akan menjadi tempat promosi bagi produk UMKM atau brand lokal. Warta Kota/Henry Lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melakukan kunjungan kerja ke proyek Gedung Sarinah di Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Dalam kunjungan ini, Erick juga meninjau keberadaan relief yang berada di dalam bangunan tersebut.

“Yang kita tunggu-tunggu hasil daripada relief yang diperbaiki ini. Dan (setelah saya lihat progres renovasinya) bagus. Cuma kita tunggu hari yang terbaik untuk memamerkan relief itu,” ucap Menteri Erick Thohir.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, telah ditemukan relief tua di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, yang saat ini tengah direnovasi.

Baca juga: Genjot Ekspor Produk UMKM, LPEI Kucurkan Rp 50 Miliar ke Sarinah

Sejumlah fakta mengejutkan dari relief yang diperkirakan berusia 50 tahun lebih itu pun terungkap.

Mulai dari keberadaannya sejak era Presiden Soekarno, hingga cerita di balik relief.

Berita Rekomendasi

Relief tersebut tersembunyi di ruang mesin atau ruang AHU di belakang gerai makanan cepat saji.

Relief berukuran 12 meter x 3 meter itu disebut-sebut tidak bisa diakses oleh masyarakat luas sejak tahun 1980-an.

Baca juga: Polisi Belum Ringkus Pembakar Halte Sarinah, Rekaman Narasi TV Belum Bisa Jadi Dasar Bukti

Hal ini dikarenakan ada perubahan tata letak atau desain ruang di gedung yang diresmikan pada tahun 1966 tersebut.

“Saya rasa ini membuktikan bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. Dan itu mengapa Sarinah terus kita rawat, karena menjadi bagian dari sejarah. Tetapi (kita akan bangun kembali) dengan ekosistem yang baru dan bisnis model yang baru,” pungkas Erick Thohir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas