Berkat Layanan Transportasi Terintegrasi, Jakarta Dinobatkan sebagai Pemenang STA 2021
Penerimaan penghargaan ini tidak lepas dari berbagai terobosan dan transportasi yang dikerjakan selama bertahun-tahun oleh semua penduduk di kota
Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jakarta dinobatkan sebagai pemenang Sustainable Transport Award (STA) 2021 berkat layanan transportasi yang terintegritas.
Sebagai STA 2021, seharusnya Jakarta menjadi tuan rumah Mobilize 2021. Namun karena pandemi, acara akan diselenggarakan secara virtual dengan menampilkan seri webinar setiap bulannya, dari Oktober hingga Desember 2021.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengucapkan atas nama Pemprov DKI Jakarta, dirinya benar-benar merasa terhormat untuk menerima penghargaan Sustainable Transport Awards 2021.
"Penerimaan penghargaan ini tidak lepas dari berbagai terobosan dan transportasi yang dikerjakan selama bertahun-tahun oleh semua penduduk di kota. Jadi, ya, memang kami merasa terhormat dan saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada tim Mobilize atas kesempatannya untuk membagikan pengalaman kami mengenai transportasi Jakarta dalam menginisiasi mobilitas berkelanjutan melalui sistem transportasi yang terintegrasi," ungkap Anies saat acara virtual Building Jakarta Resiliency Through Sustainable Mobility, Rabu (6/10/2021).
Menurut Anies, kota memiliki peran yang besar dalam mewujudkan lingkungan yang layak untuk dihuni oleh penduduknya, dikarenakan sebagian besar populasi dunia hidup di kota.
Baca juga: Cerita Tirta Kurniawan Soal Asal-usul The Jakmania, Suporter Setia Persija Jakarta
Dalam artian, banyak masyarakat yang bergantung pada pengembangan wilayah perkotaan dan tentunya pemerintah daerah diharapkan untuk menciptakan perkotaan yang menyediakan layanan memadai.
Jakarta merupakan rumah bagi 10 juta penduduk dan selalu menyambut 4,4 juta penduduk tambahan yang pulang pergi ke pusat kota sehari-harinya.
Dengan area seluas 660 kilometer persegi yang dikelilingi kota-kota satelit perjalanan jarak jauh melebihi 30 - 40 kilometer adalah hal yang lumrah untuk masyarakat Jabodetabek.
"Keberadaan komuter akan berdampak pada perkembangan pola asal dan tujuan perjalanan masyarakat. Sekarang Jakarta tengah berada di garis terdepan dalam menghadapi perubahan iklim dan masalah kemacetan. Jakarta telah kehilangan sekitar 7,1 miliar dolar AS dalam produktivitas setiap tahunnya sebagai hasil dari kemacetan dan polusi udara, sebagaimana transportasi merupakan faktor utama yang berkontribusi pada kualitas udara," jelas Anies.
Oleh karenanya, Jakarta berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada tahun 2030.
"Sekarang, 9 tahun sebelum 2030 kami telah mencapai 26 persen dari target 30 persen kami. Jadi kami sudah melampui target dan berniat untuk mencapai nol bersih emisi di 2050," imbuhnya.
Jakarta secara konsisten memimpin berbagai aksi agar menjadi daerah perkotaan yang lebih bertahan dan menjadi yang terdepan di sektor transportasi dan mobilitas.
Karena itu, Jakarta telah mengubah paradigma dari pembangunan yang berbasis pada kendaraan bermotor menjadi berorientasi pada transportasi umum, sehingga dapat menjadi kota yang lebih kompak.