Agen Asuransi Perlu Lakukan Ini Agar Tetap Produktif di Masa Pandemi
Agen asuransi diminta cepat beradaptasi dengan perubahan, memahami kelebihan dan kemampuan untuk dapat menciptakan kekuatan baru.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Lalu ada James Gwee, Indonesia Favourite Trainer dan seminar speaker; Deny Oetama, pemilik 15 tahun Top Agency Leader National; Yuliana Sungkono, 21 tahun di industri asuransi, 11 tahun member MDRT dengan 4 COT, dan 1 kali TOT; serta Glen Alexander, 8 tahun member MDRT dengan capaian 2 COT. Glen juga merupakan Past Country Chair MDRT Indonesia.
Untuk meningkatkan kompetensi agen asuransi, Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) akan melakukan berbagai program pengembangan keagenan.
Salah satunya adalah Fun Friday yakni sebuah program training keagenan diadakan setiap hari Jumat dengan nara sumber dari para agen asuransi yang sukses dan juga para praktisi.
"Kedepannya tentu PAAI akan lebih mencerdaskan para agen asuransi untuk lebih professional.
Untuk mendukung hal ini kami akan membuat program-programnya, seperti membuka kelas khusus, yang akan diisi oleh team training. Ini tentu menjadi PR kami saat ini," kata Lucia.
Founder PAAI, Wong Sandy Surya mengatakan, wadah ini dibentuk sejak 2009 ketika menghadapi kebijakan, bahwa agen dikenakan pajak final. Maka untuk menghadap ke kantor pajak diperlukan wadah.
Setelah perjuangan ini berhasil dan pajak agen menjadi norma, pengurus PAAI beranggapan kehadiran wadah PAAI tidak perlu disosialisaikan.
"Namun ternyata berlanjut dengan persoalan yang sama, yang kemudian kembali harus diperjuangkan oleh PAAI hingga saat ini, yakni terkait dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai)," katanya.
Sandy menjelaskan, kendati usia PAAI baru lima tahun, namun wadah PAAI sudah banyak memberikan karya bagi agen asuransi. Salah satunya menggolkan PPh final menjadi norma, dan PPN akan terus diperjuangkan progresnya karena ini menyangkut hak asasi agen asuransi.