Buang Gengsimu, Inilah Kisah Inspiratif 2 Anak Muda yang Sukses Terjun di Bisnis Pangan
Potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, Indonesia jelas butuh ketahanan pangan yang memadai. Karenanya,ruang untuk terus memperkuat ketahanan pangan itu masih sangat terbuka.
Potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi antar pelaku bisnis dari hulu ke hilir.
Masalahnya, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada sektor-sektor pangan tersebut. Namun, Utari Octavianty berhasil membuktikan bahwa anak muda bisa terjun di bisnis pangan.
Utari Octavianty bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam, mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi dengan misi sociopreneur.
Dengan didukung platform digital Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak.
“Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal,” papar Utari saat menjadi pembicara di webinar “Building Impactful Business Farming and Fisheries Sector” yang diselenggarakan Wismilak Foundation bekerjasama MarkPlus Institute beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sandiaga Sebut Kuliner, Fesyen, dan Kriya Bisa Jadi Andalan Buka Lapangan Kerja di Sektor Parekraf
Utari memaparkan, dalam menjalankan usaha agrobisnisnya, Aruna menggunakan aplikasi melalui fitur telepon pintar. Namun, kendalanya, tidak banyak nelayan yang bisa menggunakan teknologi tersebut.
Tak kurang akal, Aruna lalu memboyong cerita sukses dari nelayan yang menjadi pilot project penerapan aplikasi tersebut. Selain itu,
“Kami membentuk local heroes yang berperan membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan aplikasi Aruna,” ujar Utari.
Wirausahawan muda Dalu Nyzlul Kirom juga berbagi cerita sukses bisnis pangannya melalui usaha peternakan lewat bendera Ternakesia.
Dalu menceritakan, Ternakesia fokus membantu peternak Indonesia di bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen.
“Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban atas permasalahan di sektor peternakan dengan mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan,” ujar Dalu.
Dalu menilai, ruang optimalisasi bisnis peternakan masih sangat terbuka. Salah satu contohnya, bagaimana peternak melihat peluang bisnis makanan halal.
Data dari Islamic Economic Forum 2019 menunjukkan, Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal nomor 1 di dunia, dengan nilai 273 miliar USD per tahun.