Cara Berinvestasi di Reksasana, Kenali Jenis-jenisnya, Profil Risiko dan Keuntungannya Bagi Pemula
Dengan mengetahui dan memahami profil risikonya, berinvestasi di reksadana tetap menjanjikan, terlebih dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diantara ragam pilihan investasi, reksadana saat ini menjadi salah satu pilihan investasi yang menjanjikan keuntungan di masa datang.
Banyaknya pilihan jenis reksadana dengan potensi imbal hasil (return)-nya yang beragam, dari yang moderat sampai yang agresif, membuat reksadana tidak pernah sepi dari peminat membiakkan dananya.
Dengan mengetahui dan memahami profil risikonya, berinvestasi di reksadana tetap menjanjikan, terlebih dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
Seperti diulas Tim Wealth Management Bank OCBC NISP, reksadana menjadi salah satu produk perbankan yang popular karena jenis investasi yang menguntungkan, dan tingkat profitabilitasnya pasti serta minim risiko.
Reksadana juga menjadi salah satu jenis investasi dengan modal rendah, sehingga cocok bagi pemula yang memerlukan booster suplemen bagi kesehatan finansial mereka.
Apa itu Reksadana?
Investasi reksadana adalah sekumpulan dana berasal dari masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi pada instrumen investasi lain seperti pasar saham, obligasi, dan lainnya.
Apabila mendapatkan keuntungan, dananya akan dibagi sesuai dengan jumlah reksadana yang Anda beli. Sebenarnya reksadana adalah salah satu jenis investasi yang diperuntukkan tak hanya bagi investor senior tetapi juga pemula.
Mengapa bisa begitu? Sebab setoran awal reksa dana relatif terjangkau dibandingkan dengan aktivitas penanaman modal lainnya.
Terdapat pula manajer investasi yang siap memandu serta membantu para investor dalam melakukan aktivitas ini. Sehingga, tak perlu takut lagi apabila investasi Anda terbengkalai ataupun mengalami kerugian.
Jenis-jenis Reksadana
Ada berbagai jenis reksadana yang bisa Anda pilih. Apa saja itu? Yuk simak penjelasannya satu per satu ya:
1. Reksadana Saham
Dana yang Anda berikan akan diinvestasikan kepada efek saham yang paling menguntungkan berdasarkan perhitungan manajer investasi. Reksadana ini sesuai untuk investasi jangka panjang, setidaknya sepanjang 5 tahun.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Jika memilih jenis ini, dana Anda akan diinvestasikan pada instrumen yang berupa utang seperti obligasi dan surat utang. Investasi ini bisa digunakan untuk tujuan jangka menengah, 1-3 sekitar tahun.
3. Reksadana Campuran
Seperti namanya, reksadana campuran adalah investasi yang dialokasikan di berbagai instrumen.
Manajer investasi bisa menginvestasikan pada efek saham, obligasi, surat utang, deposito, dan sebagainya. Jangka waktu yang sesuai adalah 3-5 tahun.
4. Reksadana Pasar Uang
Investasi reksadana diberikan pada pasar uang Indonesia 100% dan jenis ini cocok untuk tujuan jangka pendek, yaitu 1 tahun.
5. Reksadana Syariah
Hampir sama dengan investasi reksadana konvensional, reksadana syariah dialokasikan pada instrumen-instrumen yang menjalankan prinsip-prinsip syariah.
Sehingga, bagi para muslim yang tidak setuju dengan sistem bunga, pilihan ini bisa jadi solusinya.
6. Reksadana Berjangka
adalah produk investasi dengan pembelian Harian, Mingguan, dan Bulanan. Produk ini pun menggunakan konsep berbunga.
Seperti contohnya di ONe Mobile, Anda dapat melakukan investasi reksadana berjangka dengan nominal mulai dari Rp20.000.
Keuntungan Bagi Pemula
Keuntungan yang bisa Anda dapatkan sebagai pemula adalah pengalaman berinvestasi. Dibanding membelanjakan uang saja, Anda bisa mengembangkan dana yang dimiliki lewat instrumen investasi.
Di samping itu, Anda juga akan mendapatkan imbal balik berupa keuntungan. Besaran keuntungan ditentukan berdasarkan berapa lama dana mengendap, berapa besar dana yang diinvestasikan, dan jenis reksadana apa yang dipilih.
Baca juga: 6 Jenis Investasi Modal Kecil untuk Pemula, Reksadana hingga Koleksi Barang Bisa Jadi Pilihan
Anda juga tidak bekerja sendiri, melainkan dibantu oleh manajer investasi. Biasanya manajer tersebut yang akan memilihkan instrumen investasi apa yang paling sesuai dengan jumlah dana serta tujuan Anda.
Cara Berinvestasi Reksadana
Meski jenis penanaman modal berikut terkenal praktis dan mudah dimulai, Anda sebagai investor harus tetap memahami bagaimana cara investasi reksadana yang benar beserta istilah-istilah dasar dalam berinvestasi demi meminimalisir kerugian.
1. Melalui Bank
Datangi kantor cabang bank terdekat. Lalu, Anda mengisi formulir dan memberikan persyaratan dokumen sesuai dengan aturan bank yang ditetapkan.
Anda kemudian akan diminta menyerahkan dana yang diinvestasikan kepada bank.
Baca juga: Mau Investasi Saham dan Reksadana Online? Simak Tips yang Harus Kamu Ketahui Berikut!
Perlu diingat bahwa bank tidak mengelola uang tersebut, tapi memberikannya kepada rekan perusahaan pengelola investasi reksadana yang dipilih.
Setelah proses dokumentasi selesai, jumlah dana tersebut akan tertera dalam portofolio Anda.
2. Melalui Aplikasi Reksadana
Jika berinvestasi reksadana lewat aplikasi, Anda terlebih dulu harus mengunduh aplikasi perusahaan keuangan yang menyediakan instrumen investasi reksadana.
Lalu, daftarkan diri Anda secara online dengan melengkapi persyaratannya.
Kemudian, pilih reksadana yang ingin dibeli. Pastikan untuk membandingkannya terlebih dulu dan menyesuaikannya dengan tujuan investasi Anda.
Baca juga: 7 Produk Investasi Jangka Panjang yang Harus Kamu Tahu, dari Saham, Reksadana hingga Obligasi
Lakukan transfer nominal pembelian reksadana dengan menggunakan m-banking, e-wallet, atau ATM. Proses pencatatan data reksadana umumnya berlangsung selama 48 jam di hari kerja.
Jika sudah tersimpan, dana yang sudah dibeli akan tertera pada aplikasi Anda. Seperti contohnya di Bank OCBC NISP, melalui ONe Mobile, nasabah juga bisa memantau perkembangan reksadana lewat mobile banking.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Risiko reksadana termasuk rendah jika dibanding instrumen investasi lain seperti saham. Hanya saja bagi pemula perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini:
1. Penurunan Nilai
Penurunan nilai adalah risiko yang perlu diwaspadai sebelum berinvestasi menggunakan reksa dana. Penurunan nilai disebabkan oleh adanya perubahan harga aset di dalamnya.
Contohnya adalah ketika harga saham pada reksa dana turun, maka hal tersebut akan berimbas pula terhadap Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP).
2. Likuiditas
Risiko likuiditas rupanya berkaitan dengan pencairan reksa dana. Hal berikut dapat terjadi ketika manajer investasi terlambat menyediakan dana bagi investor melakukan pembayaran pencairan atau redemption.
Menurut peraturan yang berlaku, pembayaran dana dalam hal ini harus dilakukan oleh manajer investasi maksimal 7 hari kerja tidak termasuk hari libur.
3. Wanprestasi
Risiko ini terjadi apabila manajer investasi tidak mampu membayar kupon dan uang pokok yang telah Anda investasikan karena mengalami kerugian investasi.
4. Ekonomi dan Politik
Kondisi ekonomi dan politik di Indonesia juga akan mempengaruhi dunia investasi, termasuk reksadana. Jika kondisinya tidak kondusif, bisa jadi nilai keuntungan akan mengalami penurunan.
Sebaliknya, bila kondisinya baik, maka keuntungan yang Anda dapatkan juga dapat meningkat.
5. Pertanggungan Harta
Risiko ini dapat terjadi apabila terjadi pencurian data pada bank kustodian. Namun, umumnya bank dan perusahaan investasi telah memberikan asuransi terhadap aset yang dimiliki.
Sehingga, Anda tidak perlu khawatir. Pastikan untuk memilih bank dan perusahaan yang kredibel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.