Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Badan Karantina Pertanian Ajak Semua Pihak Ikut Wujudkan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat

Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian mengajak semua pemangku kepentingan ikut serta dalam mewujudkan gerakan tiga kali

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Badan Karantina Pertanian Ajak Semua Pihak Ikut Wujudkan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat
Sriwijaya Post/Odi Aria Saputra
Ilustrasi petani jagung 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian mengajak semua pemangku kepentingan ikut serta dalam mewujudkan gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) pada 2024.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan, Bambang mengatakan, bagi sebagian orang yang baru mendengar, mungkin tidak masuk akal untuk mewujudkan tiga kali lipat ekspor pertanian pada 2024, tetapi hal ini merupakan nasional.

"Apabila semua administrasi bergerak mewujudkannya, bukanlah pekerjaan yang berat untuk kita wujudkan tiga kali lipat ekspor," kata Bambang, Selasa (12/10/2021).

Dari sisi on farm saja, kata Bambang, target tiga kali lipat ekspor pertanian dapat dengan mudah dicapai.

"Target tiga kali lipat ekspor ini untuk kebaikan kita semua, karena pengaruh akselerasi ekspor ini tentunya berdampak pada perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan petani, sehingga wajib hukumnya semua pihak memberikan dukungan," ujarnya.

Menurut Bambang, berkat semangat tiga kali lipat ekspor yang terus digelorakan Kementan selama ini, setiap daerah sudah mulai sadar akan potensi pertaniannya masing-masing dan ikut bergerak menyukseskan gerakan ekspor.

Berita Rekomendasi

Tercatat sepanjang 2020, ekspor pertanian Indonesia telah menjangkau lebih dari 150 negara.

"Untuk mengangkat dan mengakselerasi ekspor sangat besar terutama peluang peluang bagi pengusaha yang saat ini sudah melaksanakan aktivitas usaha agribisnisnya, maupun yang baru merintis, peluang-peluang itu sangat besar," paparnya.

"Kami berharap pelaku usaha berani memanfaatkan dana perbankan tersebut (KUR). Usaha pertanian kalau diseriusi akan berhasil, risiko kegagalan yang menjadi momok sebenaranya tidak sepenuhnya benar, kalau kita serius," sambungnya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Dedi Junaedi menambahkan, hampir semua komoditas perkebunan mengalami pertumbuhan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

Dedi mengatakan, pertumbuhan ekspor dari 2020 dan 2021 (Januari-Juni) volume ekspor naik 3,4 persen dan nilai ekspor juga naik 44,8 persen.

"Saat ini baik dari segi volume maupun dari segi nilainya, ekspor pertanian memang masih didominasi kelapa sawit, kemudian diikuti karet, kelapa, kakao, kopi dan komoditas lainnya," kata Dedi.

Dedi mengatakan, Ditjen Perkebunan telah menetapkan komoditas ekspor dalam tiga bagian.

Pertama, komoditas utama (dari sisi volume) yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili, kayu manis, cengkeh, dan teh.

Kedua komoditas andalan yaitu, sawit dan karet. Ketiga komoditas pengembangan yakni, nilam, sagu, stevia, pinang, lontar, sereh wangi dan beberapa komoditas lainnya.

Ia menyebut, potensi ekspor kopi mencapai Rp 73,79 triliun, sementara capaiannya hanya Rp 13,48 triliun.

"Artinya ada kehilangan potensi ekspor sebanyak Rp 60,30 triliun. Karena itu perlu ada perbaikan, misalnya peremajan, maka angka tiga kali lipat tidak sulit," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas