Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pendanaan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Membengkak Melampaui Yang Ditawarkan Jepang

Dalam Pasal 4 Perpres Nomor 93 Tahun 2021, Jokowi mengizinkan penggunaan dana APBN untuk membiayai Kereta Cepat Jakarta Bandung

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pendanaan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Membengkak Melampaui Yang Ditawarkan Jepang
Tribun Jabar/Zelphi
Sebuah backhoe melintasi jalan proyek yang dibuat pihak Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (26/1/2021). Keberadaan proyek yang berdekatan dengan perumahan warga ini tanpa dibuatkan pagar pembatas berdampak kepada jalan proyek yang dapat dimanfaatkan warga sebagai jalan pintas dan daerah tersebut dijadikan arena bermain anak-anak. Tribun Jabar/Zelphi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pendanaan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) diduga mengalami pembengkakan.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diperkirakan membengkak menjadi 8 miliar dola AS atau Rp 114,24 triliun.

Padahal estimasi biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung adalah sebesar 6,07 miliar dollar AS.

Dengan demikian, setelah perkiraan pembengkakan anggaran mencapai 8 miliar dollar AS, artinya terdapat kenaikan sekitar 1,9 miliar dollar AS atau setara Rp 27,09 triliun.

Baca juga: Terowongan Proyek Kereta Cepat Dikabarkan Longsor, Ini Penjelasan PT KCIC

Hal ini membuat BUMN yang menggarap proyek ini jadi megap-megap kesulitan dana.

Sebagai rencana menyelamatkan proyek kerja sama Indonesia-China itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Dalam Pasal 4 Perpres Nomor 93 Tahun 2021, Jokowi mengizinkan penggunaan dana APBN untuk membiayai Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Berita Rekomendasi

Padahal sebelumnya, Jokowi beberapa kali tegas berjanji untuk tidak menggunakan uang rakyat sepeser pun untuk mega proyek tersebut.

Tawaran Jepang lebih murah

Menilik ke belakangan, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sebenarnya pertama kali diajukan Jepang.

Baca juga: Wagub Jabar Salahkan Proyek KCIC Terkait Banjir di Wilayah Bekasi: Tidak Ada Amdalnya

Negeri Sakura itu menawarkan proposal pembangunan ke pemerintah Jokowi melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

Saking seriusnya menawarkan proyek tersebut, JICA bahkan telah menggelontorkan modal sebesar 3,5 juta dollar AS sejak 2014 untuk mendanai studi kelayakan.

Nilai investasi kereta cepat berdasarkan hitungan Jepang mencapai 6,2 miliar dollar AS, di mana 75 persennya dibiayai oleh Jepang berupa pinjaman bertenor 40 tahun dengan bunga 0,1 persen per tahun.

Baca juga: Disebut Biang Kerok Banjir Cikampek, KCIC Klaim Sudah Lakukan Penanganan

Belakangan di tengah lobi Jepang, tiba-tiba saja China muncul dan melakukan studi kelayakan untuk proyek yang sama.

Hal itu rupanya mendapat sambutan baik dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat itu, Rini Soemarno. (Muhammad Idris)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bengkak, Biaya Kereta Cepat Kini Lebih Mahal daripada Tawaran Jepang"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas