BNI Dikabarkan Segera Akuisisi Bank Kecil, Berikut Pernyataan Manajemen
Pejabat di Kementerian BUMN yang tak disebut namanya menjelaskan, BNI bakal menggandeng sebuah perusahaan fintech.
Editor: Hendra Gunawan
Perusahaan Keuangan Berbasis Digital
Sementara Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, sebelumnya mengatakan perseroan berencana melakukan ekspansi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan berbasis digital.
Alasan BNI melakukan ekspansi anorganik adalah karena mempertimbangkan kondisi permodalan perseroan yang masih baik dan juga potensi imbal hasil yang baik ke depan yang bisa diperoleh perusahaan dari sana.
Lebih lanjut, Royke menjelaskan, rencana ekspansi organik ingin difokuskan pada layanan finansial teknologi karena perkembangan semua layanan keuangan ke depan akan serta digital.
Namun, rencana akuisisi BNI tampaknya memang mengarah ke bank. Pasalnya, secara regulasi bank tidak bisa melakukan akuisisi langsung terhadap perusahaan non bank, termasuk fintech.
Baca juga: Cara Isi Token Listrik PLN di ATM Mandiri, BCA, BNI, Bukopin, NISP, BRI serta Arti Listrik Pintar
Akuisisi harus dilakukan secara tidak langsung lewat perusahaan modal ventura. Sedangkan bank pelat merah ini belum memiliki modal ventura hingga saat ini.
Saat ini masih banyak bank kecil dengan modal inti di bawah Rp 2 triliun, baik yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maupun yang masih dalam perusahaan tertutup. Bank-bank ini yang berpotensi menjadi anak usaha BNI.
Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, masih ada 8 bank sebagai perusahaan tertutup yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun.
Bank-bank tersebut antara lain Bank SBI Indonesia, Bank Jasa Jakarta, Bank Index Selindo, Bank Mayora, Bank Sahabat Sampoerna, Bank Fama Internasional, Sea Bank, dan BCA Digital.
Namun, BCA Digital tidak diwajibkan menambah modal inti menjadi di atas Rp 1 triliun karena merupakan kelompok usaha bank (KUB) di bawah naungan BCA group.
Secara regulasi, modal inti bank kecil di bawah skema KUB cukup minimal Rp 1 triliun. Sedangkan Sea Group di kabarkan masih akan membidik bank lain untuk diakuisisi yang kemungkinan akan merger dengan Sea Bank.
Sementara bank yang sudah terdaftar di bursa yang masih memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun per Juni 2021, di antaranya PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT MNC Bank International Tbk (BABP), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI).
Kemudian ada PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank National Nobu Tbk (NOBU), PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), PT Bank JTRUST Indonesia Tbk (BCIC), PT BPD Banten Tbk (BEKS).
Emiten-emiten bank kecil ini sedang mempersiapkan aksi rights issue untuk menambah permodalan. Bank MNC dan Bank Banten saat ini sudah dalam proses pelaksanaan rights issue. Sementara yang lain masih dalam tahap persiapan. (Dina Mirayanti Hutauruk)